Bhayangkara Indonesia News
Menjunjung Kebenaran, Keadilan Dan Kemanusiaan
Jumat, 17 Oktober 2025
Kamis, 16 Oktober 2025
Ketika Mangil Sedih Harus Pamit Kembali Ke Kesatuannya
"Kamu tidak akan
meninggalkan saya kan mangil?", tanya sang mantan presiden berucap sambil
matanya merah menahan tangis.
"Pak saya mau melapor, saya
di tugaskan kembali ke kesatuan pak", sedikit terbata menahan haru Mangil
Martowidjojo melihat orang yang dulu begitu berkuasa, sekarang seperti rapuh
dan sendiri.
"Jaga diri diri bapak
ya", Mangil seraya undur sembari memberi hormat, setelah itu si Bung
menghampiri dan memeluk Mangil sambil menangis dan Mangil pun tak kuasa menahan
air matanya.
Saat itu hanya mereka berdua di
ruang tidur bung Karno di Wisma Yaso.
Cuplikan kisah di atas seperti
di tutur Mangil Martowidjojo mantan komandan Detasmen Kawal Pribadi
Siapa Mangil Martowidjojo?
Ketika Gerakan 30 September 1965
meletus, Mangil makin rapat menjaga Soekarno. Saat itu kondisi memanas di
mana-mana. Perseteruan antara pasukan Jenderal Soeharto dan PKI terjadi di
mana-mana. Setelah mengeluarkan surat perintah 11 Maret 1966, kekuasaan
Soekarno terus dipreteli. Soekarno memang masih presiden, tapi kekuasaan sudah
dipegang Mayjen Soeharto.
Dalam buku Gerakan 30 September,
Pelaku, Pahlawan & Petualang yang ditulis wartawan Senior Julius Pour,
keteguhan Mangil tampak saat dia harus menerobos barikade RPKAD di Medan
Merdeka Barat. Tanggal 18 Maret 1966, Soekarno akan berangkat ke Istana Bogor.
Tapi dicegat sepasukan RPKAD yang dipimpin seorang kapten di dekat Air Mancur,
Jl Medan Merdeka Barat.
"Bapak berada di mobil
nomor dua, paling depan jip DKP, nomor tiga mobil yang saya naiki dan ditutup
oleh jip DKP. Begitu konvoi berhenti, sesuai prosedur, semua anak buah saya
langsung berhenti melindungi mobil bapak sambil melepas kunci pengaman
senjata," kata Mangil.
Saat itu DKP bersenjatakan
senapan otomatis AR-15 yang lebih canggih dari AK-47 yang dibawa RPKAD. Mangil
tak takut menembak jika keselamatan Soekarno terancam.
"Stop, ini rombongan siapa?
teriak kapten RPKAD itu.
Mangil menjawab tegas.
"Kalau Kapten melihat bendera di mobil kedua, sebagai perwira ABRI
harusnya tahu. Ini konvoi resmi Presiden Republik Indonesia."
"Tetap harus
diperiksa," balas kapten berbaret merah itu.
Mangil tak mau kalah.
"Silakan. Tetapi, sebelum kapten bergerak maka kami harus tembak lebih
dulu. Sebab tanggung jawab kami sebagai DKP jelas tidak pernah mengizinkan
perjalanan Presiden RI terhalang," tegas Mangil.
Rombongan akhirnya diperkenankan
lewat, tanpa insiden apa pun.
Tapi Jenderal Soeharto tak
membiarkan insiden itu berlalu begitu saja. Tanggal 23 Maret 1966, Soeharto
membubarkan Tjakrabirawa. Pengawalan Istana diserahkan ke Polisi Militer
Angkatan Darat. Tidak sampai di situ, tanggal 16 Agustus 1967, Soeharto
membubarkan DKP. Seluruh personel DKP dikembalikan ke Korps Brimob berdasarkan
perintah Panglima Korps Brimob.
Tugas Mangil berakhir. Polisi
gagah berani ini pun berpamitan pada Soekarno di Wisma Yasoo. Soekarno
mengucapkan terima kasih pada para anggota DKP. Soekarno berkata dengan suara
agak keras.
"Mangil mengawal saya sudah
sejak proklamasi kemerdekaan. Mangil pasti tidak akan meninggalkan saya kalau
tidak diperintahkan kesatuannya". Beberapa ajudan setia Bung Karno seperti Maulwi Saelan dari Angkatan Darat bahkan sampai ditahan pasca Gestok.
Rabu, 15 Oktober 2025
Menjaga Netralitas di Tengah Perang: Negara Didorong Tetap Humaniter Tanpa Dianggap Berpihak
Polkam, Jakarta - Menjaga netralitas di tengah perang, khususnya
perang di laut, menjadi perhatian utama pemerintah Indonesia. Salah satu
tantangan yang dibahas adalah bagaimana sebuah negara dapat tetap menjalankan
prinsip kemanusiaan tanpa kehilangan status netral atau dianggap ikut terlibat
(belligerent).
Isu tersebut mengemuka dalam Diskusi Panel “Hak dan Kewajiban
Negara Netral dalam Perang Laut Skala Besar: Perspektif Kebijakan, Operasional,
dan Kemanusiaan” yang digelar oleh Kementerian Koordinator Bidang Politik dan
Keamanan (Kemenko Polkam) bekerja sama dengan Komite Internasional Palang Merah
(ICRC) dan Kementerian Luar Negeri di Jakarta, Rabu (15/10/2025).
Asisten Deputi Koordinasi Kerja Sama Multilateral Kemenko
Polkam, Adi Winarso, mengatakan bahwa selama ini pembahasan hukum humaniter
internasional cenderung berfokus pada konteks perang di darat. Padahal,
perkembangan situasi global seperti konflik Rusia–Ukraina menimbulkan kebutuhan
baru untuk memahami bagaimana prinsip kenetralan diterapkan dalam konteks
perang laut.
“Pertanyaan yang kami coba jawab adalah bagaimana sebuah negara
bisa menjaga netralitasnya meskipun ingin memberikan bantuan kemanusiaan, tanpa
dianggap berpihak,” ujar Adi.
Ia menambahkan, status kenetralan di laut kerap menimbulkan
interpretasi yang beragam. Karena itu, diskusi ini juga menyoroti siapa yang
berwenang menentukan sah atau tidaknya klaim netralitas sebuah negara, serta
bagaimana posisi negara yang memiliki pakta pertahanan dengan pihak yang
berperang.
“Kadang ada perbedaan pandangan antarnegara mengenai apa yang
disebut netral. Nah, siapa yang berhak menilai bahwa pandangan satu negara
benar atau salah? Ini yang ingin kita bahas secara lebih mendalam,” jelasnya.
Hasil dari pembahasan ini akan dirumuskan dalam bentuk laporan
yang akan disampaikan pada forum ICRC di Jenewa dan menjadi masukan bagi
pembahasan di tingkat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Diskusi panel ini merupakan bagian dari rangkaian Lokakarya Nasional bertema “Negara Netral Berdasarkan Konvensi Jenewa 1949 dan Instrumen Lainnya” yang dibuka sehari sebelumnya oleh Deputi Bidang Koordinasi Politik Luar Negeri Kemenko Polkam, Duta Besar Mohammad K. Koba, bersama Wakil Menteri Luar Negeri, Arif Havas Oegroseno, dan diikuti oleh perwakilan pemerintah, lembaga pertahanan, serta kalangan akademisi.
*Kemenko Polkam RI/BINs
Kesit Budi Handoyo Tetap Pimpin PWI DKI Jakarta Tegas PWI Pusat
Jakarta - Persatuan
Wartawan Indonesia (PWI) Pusat menegaskan bahwa kepemimpinan Kesit Budi Handoyo
sebagai Ketua PWI Provinsi DKI Jakarta periode 2024–2029 sah dan diakui secara
resmi oleh organisasi pusat.
Penegasan ini dituangkan dalam Surat Keputusan (SK) PWI Pusat
Nomor 003-PGS/TPD/PP-PWI/LXXIX/X/2025 tentang Kepengurusan PWI Provinsi DKI
Jakarta yang ditandatangani Ketua Umum PWI Pusat Akhmad Munir, Sekretaris
Jenderal Zulmansyah Sekedang, serta Ketua Tim Penyelesaian Dualisme PWI, Mirza
Zulhadi. SK tersebut diserahkan langsung kepada Kesit Budi Handoyo di Kantor
PWI Pusat, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (15/10/2025).
Dalam penyerahan tersebut, Akhmad Munir didampingi Sekjen PWI
Pusat Zulmansyah Sekedang dan Ketua Bidang Pembelaan dan Pembinaan Hukum PWI
Pusat Anrico Pasaribu, yang juga anggota Tim Penyelesaian Dualisme. Sementara
Kesit hadir bersama Wakil Ketua Bidang Kerja Sama dan Kemitraan PWI Jaya Tb
Adhi, Ketua SIWO PWI Jaya Rialini “Nonnie” Rering, serta Sekretaris SIWO PWI
Jaya Rio Winto.
Akhmad Munir menegaskan pentingnya penyelesaian seluruh
persoalan organisasi di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota secara tuntas
agar roda organisasi berjalan efektif.
“Dalam hal ini, PWI Jaya di bawah kepemimpinan Kesit Budi
Handoyo adalah sah dan resmi berada di bawah struktur Ketua Umum PWI Pusat,”
ujar Akhmad Munir.
“Penerbitan SK ini dimaksudkan agar semua pihak memahami
keabsahan kepengurusan yang berlaku.”
Dengan diterbitkannya SK tersebut, struktur organisasi SIWO PWI
Jaya yang dipimpin Rialini Rering juga dinyatakan berada di bawah kepengurusan
resmi PWI Jaya di bawah Kesit Budi Handoyo.
PWI Pusat berharap, kejelasan struktur ini dapat memastikan
seluruh kegiatan organisasi di tingkat daerah berjalan lancar dan
terkoordinasi.
Dalam waktu dekat, SIWO PWI Jaya akan menyelenggarakan Diskusi
Evaluasi Popnas XVII 2025 bertema “Strategi Pembinaan Atlet Muda DKI Jakarta
Secara Menyeluruh” di Aula Lantai 4 Gedung KONI DKI Jakarta, Kamis (13/11/2025)
pukul 10.00–16.30 WIB.
Acara tersebut rencananya akan dibuka langsung oleh Ketua Umum
PWI Pusat Akhmad Munir.
Diskusi ini bertujuan mengevaluasi kesiapan DKI Jakarta sebagai
tuan rumah Popnas XVII, baik dari aspek fasilitas, sumber daya manusia, maupun
sistem pembinaan atlet muda. (Red)
*Red/Pokja PWI Jakut
Selasa, 14 Oktober 2025
PWI Jaya Lakukan Penyesuaian Pengurus: Penguatan Struktur dan Pendekatan Kebersamaan
Jakarta - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jaya melakukan
penyesuaian struktur kepengurusan sebagai langkah penguatan organisasi menyusul
adanya sejumlah pengurus yang berpindah tugas ke PWI Pusat serta satu pengurus
yang telah berpulang ke Rahmatullah.
Ketua PWI Jaya, Kesit
B. Handoyo, menyebut penyesuaian ini sebagai bagian dari dinamika organisasi
yang sehat dan mencerminkan sinergi positif antara PWI Jaya dan PWI Pusat.
“Kami mendukung penuh
rekan-rekan yang kini mengemban amanah baru di PWI Pusat. Semoga semangat
profesionalisme dan solidaritas khas PWI Jaya dapat terus mereka bawa di
tingkat nasional,” ujar Kesit saat rapat pleno di Markas PWI Jaya, Selasa
(14/10/2025).
Dalam rapat tersebut, Kesit juga menyampaikan duka cita mendalam
atas wafatnya Adv. Fathan Rangkuti, SH, Ketua Seksi Wartawan Multimedia PWI
Jaya. Almarhum dikenal sebagai sosok yang berdedikasi tinggi dalam menjalankan
tugas organisasi.
“Fathan Rangkuti telah memberikan banyak kontribusi dan teladan. Semoga amal
kebaikannya diterima di sisi Allah SWT,” ucapnya.
Sejumlah perubahan
struktural pun disepakati dalam rapat pleno tersebut. Benny Joewono ditetapkan
sebagai Ketua Dewan Penasihat PWI Jaya, menggantikan Drs. Johny Hardjojo,
M.Si., yang kini dipercaya menjabat Ketua Departemen Hankam, TNI dan Polri di
PWI Pusat. Dewan Penasihat juga diperkuat dengan bergabungnya Dr. M. Nasir, SH,
MH dan M. Kusnaeni (Bung Kus), komentator olahraga nasional.
Lima pengurus PWI Jaya
resmi bergabung dengan kepengurusan PWI Pusat periode 2025–2030, yakni Johny
Hardjojo, Kadirah, Anrico Pasaribu, SH, Hengky Lumban Toruan, dan Sumber Rajasa
Ginting.
Sebagai tindak lanjut, posisi Kadirah (Wakil Ketua Bidang Pembinaan Daerah)
kini diisi oleh Stanislaus Jumar Sudiyana dari Radio Sonora. Sementara Anrico
Pasaribu (Ketua Seksi Wartawan Hukum) digantikan oleh Rinto, SH, dan Raden
Wuryanto naik menggantikan Sumber Rajasa Ginting sebagai Ketua Seksi Kemitraan,
Kerja Sama, dan Hubungan Antarlembaga.
Kesit menegaskan bahwa
restrukturisasi ini bukan sekadar penyesuaian administratif, melainkan langkah
strategis untuk memperkuat soliditas internal, profesionalisme, dan semangat
kebersamaan di tubuh PWI Jaya.
“Kami ingin memastikan PWI Jaya tetap menjadi rumah besar yang terbuka bagi
semua wartawan, tanpa sekat dan dengan semangat persaudaraan,” tegasnya.
Selain melakukan
pembenahan internal, PWI Jaya juga akan menyelenggarakan Orientasi Keanggotaan
dan Kewartawanan (OKK) pada akhir Oktober di RRI Jakarta dengan peserta lebih
dari 20 orang, serta Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang dijadwalkan berlangsung
pada November 2025
Kesit juga menyoroti pentingnya penertiban administrasi
keanggotaan, terutama terkait Kartu Tanda Anggota (KTA) hasil OKK yang tidak
diselenggarakan oleh PWI Jaya.
“Kami tidak mengakui produk yang tidak dihasilkan oleh kepengurusan resmi PWI
Jaya. Bila ada pihak yang dirugikan, silakan melapor ke pihak berwenang atau
langsung ke PWI Jaya,” tegasnya.
Dengan langkah-langkah
ini, PWI Jaya menegaskan komitmennya untuk terus menjaga integritas,
kredibilitas, dan kebersamaan insan pers ibu kota dalam semangat organisasi
yang solid, profesional, dan berdaya guna.
*Red/PWI DKI Jaya
Senin, 13 Oktober 2025
Pembekalan Peserta Sekolah Sespimti Polri Dikreg Ke-34 Oleh Wamenkopolkam
Jakarta - Wakil Menteri Koordinator Bidang
Politik dan Keamanan (Kemenko Polkam), Letjen TNI (Purn) Lodewijk Freidrich
Paulus memberikan pembekalan kepada peserta Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi
(Sespimti) Polri Dikreg ke-34 Gelombang II, di Kantor Kemenko Polkam, Senin
(13/10/2025).
Dalam kesempatan ini, Wamenko
Polkam menekankan pentingnya kepemimpinan strategis dan kolaboratif dalam
menjaga stabilitas politik dan keamanan nasional.
Melalui pembekalan ini,
diharapkan para peserta dapat memperkuat wawasan kebangsaan, memperdalam
pemahaman terhadap dinamika politik dan keamanan, serta berperan aktif dalam
mewujudkan sinergi lintas instansi demi terjaganya keamanan dan ketertiban di
seluruh wilayah Indonesia.
Minggu, 12 Oktober 2025
*BNN DAN KEMENAKER TEKEN PKS, DORONG PENEMPATAN SERTA PEMBERDAYAAN TENAGA KERJA PASCA REHABILITASI*
Bandung - Badan Narkotika
Nasional (BNN) melalui Deputi Bidang Rehabilitasi, bersama Kementerian
Ketenagakerjaan (Kemenaker) melalui Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan
Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Ditjen Binapenta), menandatangani
Perjanjian Kerja Sama (PKS) tentang Fasilitasi Penempatan Tenaga Kerja Dalam
Negeri (PTKDN) dan Perluasan Kesempatan Kerja bagi Tenaga Kerja Khusus Pasca
Program Rehabilitasi Narkotika.
Penandatanganan ini dilaksanakan
bertepatan dengan kegiatan Fasilitasi dan Pembinaan Tenaga Kerja Mandiri (TKM)
Lanjutan Tahun 2025, pada Sabtu (11/10), bertempat di Aula Balai Besar
Perluasan Kesempatan Kerja, Bandung Barat, Jawa Barat.
PKS ini bertujuan menjadi
landasan dan pedoman bagi kedua belah pihak dalam melaksanakan kerja sama
terkait fasilitasi PTKDN dan perluasan kesempatan kerja bagi individu yang
telah menyelesaikan program rehabilitasi narkotika.
Dalam sesi wawancara, Deputi
Bidang Hukum dan Kerja Sama BNN, Agus Irianto, menyampaikan bahwa kerja sama
ini merupakan bagian dari penguatan upaya pascarehabilitasi. Klien rehabilitasi
yang telah menyelesaikan program diharapkan dapat memperoleh pelatihan serta
akses untuk bekerja.
“Tujuan utamanya adalah
meningkatkan kemampuan Orang dalam Pemulihan (ODP), sehingga mereka dapat
bekerja layaknya tenaga kerja lainnya yang tidak memiliki latar belakang
penyalahgunaan narkotika atau disabilitas,” ujar Deputi Hukum dan Kerja Sama
BNN RI.
Lebih lanjut, Tenaga Kerja
Khusus Pasca Program Rehabilitasi Narkotika didefinisikan sebagai orang dalam
pemulihan yang mampu melakukan pekerjaan untuk menghasilkan barang atau jasa,
baik untuk memenuhi kebutuhannya sendiri maupun masyarakat.
Ruang lingkup PKS ini meliputi
pertukaran data dan informasi, pengembangan Program Pemanfaatan Tenaga Kerja
Dalam Negeri (PTKDN), serta perluasan kesempatan kerja bagi tenaga kerja khusus
pasca menjalani program rehabilitasi narkotika.
PKS tersebut ditandatangani oleh
Dirjen Binapenta Kemenaker, Darmawansyah, dan Deputi Rehabilitasi BNN RI, dr.
Bina Ampera Bukit. Penandatanganan ini disaksikan oleh Menteri Ketenagakerjaan,
Yassierli, sebagai tindak lanjut atas Nota Kesepahaman yang telah disepakati
antara BNN dan Kemenaker pada 27 Mei 2024.
BINs
*BIRO HUMAS DAN PROTOKOL BNN*
Hendrawan Lim Ketua Family’s Garden Dukung Penuh Acara Fun Walk Pokja PWI Walikota Jakarta Utara
Jakarta - Ketua
Family’s Garden, Hendrawan Lim, menyatakan dukungannya terhadap kegiatan Fun
Walk yang akan digelar oleh Pokja PWI Walikota Jakarta Utara di Taman Hutan
Kota Penjaringan.
Menurut Hendrawan Lim, kegiatan semacam ini sangat
positif karena dapat mempererat silaturahmi antar wartawan dan masyarakat,
sekaligus menumbuhkan semangat hidup sehat.
“Kegiatan jalan santai seperti ini perlu kita dukung
bersama. Selain menyehatkan, juga bisa menjadi ajang mempererat hubungan antara
insan pers, pemerintah, dan masyarakat,” ujar Hendrawan Lim di Taman Hutan Kota
Penjaringan. Minggu pagi ( 12/10/2025)
Ia menambahkan bahwa pihaknya dari Family’s Garden
siap bersinergi dan mendukung kegiatan sosial maupun kebersamaan yang
diinisiasi Pokja PWI Walikota Jakarta Utara.
“Kami dari Family’s Garden akan selalu mendukung
kegiatan positif seperti ini. Harapannya, acara seperti Fun Walk ini bisa terus
berlanjut setiap tahun dan menjadi agenda tetap,” tambahnya.
Red/Bm
Sabtu, 11 Oktober 2025
Kemenko Polkam Perkuat Keamanan Laut dan Pemberdayaan Maritim di Kepulauan Bangka Belitung
Polkam, Pangkalpinang -
Kepulauan Bangka Belitung menjadi titik fokus strategi keamanan laut nasional
melalui serangkaian kegiatan yang diinisiasi Tim Kedeputiam Bidang Koordinasi
Pertahanan Negara dan Kesatuan Bangsa Kemenko Polkam dalam rangka mendukung kebijakan
Presiden Prabowo terkait penguatan keamanan laut, pengawasan sumber daya
maritim, dan pemberdayaan masyarakat pesisir.
Kegiatan ini berlangsung secara
berurutan mulai dari peninjauan operasi SAR, analisis kapabilitas maritim
terhadap penyelundupan, hingga Rapat Koordinasi Analisis Penguatan Dimensi
Indeks Keamanan Laut Nasional (IKLN) yang menjadi agenda utama. Kunjungan ke
Kantor SAR Pangkalpinang pada 7 Oktober 2025 menekankan kesiapsiagaan
operasional dalam menghadapi risiko keselamatan maritim.
Berdasarkan data, Kansar
Pangkalpinang menjalankan 47 operasi SAR sepanjang 2024 dengan 227 korban,
meningkat menjadi 57 operasi hingga Oktober 2025, mayoritas akibat kecelakaan
kapal dan kondisi membahayakan manusia.
"Sarana dan prasarana
termasuk kapal KN SAR Karna 246, KN RB 201, RIB, rubber boat, drone thermal,
serta alut darat di pos strategis mendukung efektivitas respons," ungkap
Plh. Asisten Deputi Koordinasi Doktrin dan Strategi Pertahanan Wahyu Handoyo.
Kemudian keesokan harinya
kunjungan ke Markas Komando Lanal Bangka Belitung pada 8 Oktober mengungkap
kesenjangan kapabilitas maritim terhadap aktivitas penyelundupan. Para pelaku
menggunakan kapal cepat hingga 60 knot, sementara armada patroli hanya mampu
mencapai 35 knot, membatasi efektivitas intersepsi.
"Selain kendala teknis,
hambatan yurisdiksi juga muncul karena TNI tidak memiliki kewenangan penyidikan
formal. Laporan Tim Kemenko Polkam merekomendasikan penambahan unit kapal
cepat, peningkatan kompetensi personel, koordinasi lintas-lembaga, serta
modernisasi sistem pengawasan dengan teknologi canggih, langkah yang mendukung
kebijakan Presiden Prabowo untuk memperkuat pertahanan laut nasional,"
jelasnya.
Pada hari ke-3 dilaksanakan
Rapat Koordinasi tanggal 9 Oktober 2025 pembahasan Analisis Penguatan Dimensi
IKNL. Rapat ini menekankan integrasi kebijakan, penelitian akademik, dan
pengawasan maritim. Rapat dihadiri berbagai instansi pusat, provinsi,
kabupaten/kota, termasuk Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Perhubungan, Dinas
Lingkungan Hidup, Dinas Kominfo, DPRD, Bakamla, BINDA, BMKG, Karantina, SAR,
BNN, PT. Pelindo Regional 2, serta Universitas Bangka Belitung. Kemenko Polkam
hadir untuk memastikan arahan Presiden Prabowo diimplementasikan secara terpadu.
“IKLN harus menjadi standar
utama untuk menilai kemajuan Indonesia dalam menjaga keamanan dan keselamatan
di wilayah lautnya selama lima tahun ke depan. Setiap upaya keamanan,
keselamatan, dan penegakan hukum di laut harus selaras dengan tujuan pembangunan
nasional dan mendukung kemandirian bangsa berbasis potensi maritim,” tegasnya.
Selain fokus pada keamanan laut,
Tim Kemenko Polkam meninjau program pemenuhan gizi sekolah dan pemberdayaan
masyarakat di Pangkalpinang. Program ini memanfaatkan tenaga lokal, menyediakan
menu bergizi seimbang, serta mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir.
Kegiatan ini menegaskan sinergi antara pemerintah pusat, daerah, aparat
keamanan, dan masyarakat, sejalan dengan kebijakan Presiden Prabowo untuk
pembangunan maritim yang inklusif dan berkelanjutan.
Secara keseluruhan, rangkaian kegiatan ini menegaskan komitmen pemerintah pusat, daerah, akademisi, dan aparat keamanan dalam memperkuat keamanan laut, meningkatkan keselamatan nelayan, dan mendukung implementasi kebijakan strategis Presiden Prabowo di Kepulauan Bangka Belitung. Integrasi kebijakan, riset berbasis bukti, penguatan kapabilitas operasional, dan pemberdayaan masyarakat menjadi kunci keberhasilan tata kelola maritim yang aman, produktif, dan berkelanjutan
*Kemenko Polkam RI/BINs.
Jumat, 10 Oktober 2025
Mundur Demi Keyakinan
Tidak selamanya orang yang
sezaman dengan bung Karno berani berkata " Tidak!"... kemudian mundur
dari jabatannya karena keyakinan tersebut.
Salah satunya adalah bapak
Polisi Indonesia yakni Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo..
Saat BK ingin melebur kepolisian
masuk dalam ABRI sang Kepala Polisi ini menolak karena melihat akan membuat
polisi jadi tidak profesional.
Tapi keberatan ini tidak di
dengar Si Boeng Besar yang pada akhirnya Dengan Tap MPRS No. II dan III tahun
1960 dinyatakan bahwa ABRI terdiri atas Angkatan Perang dan Polisi Negara.
Berdasarkan Keppres No. 21/1960 sebutan Menteri Muda Kepolisian ditiadakan dan
selanjutnya disebut Menteri Kepolisian Negara bersama Angkatan Perang lainnya
dan dimasukkan dalam bidang keamanan nasional.
Tanggal 19 Juni 1961, DPR-GR
mengesahkan UU Pokok kepolisian No. 13/1961. Dalam UU ini dinyatakan bahwa
kedudukan Polri sebagai salah satu unsur ABRI yang sama sederajat dengan TNI
AD, AL, dan AU.
Sebelum Tap MPRS itu buat,
tanggal 15 Desember 1959 R.S. Soekanto mengundurkan diri setelah menjabat
Kapolri/Menteri Muda Kepolisian, sehingga berakhirlah karier Bapak Kepolisian
RI tersebut sejak 29 September 1945 hingga 15 Desember 1959.
Sumber : Benny Rusmawan
Rabu, 08 Oktober 2025
Wapres Dukung Polri Perkuat Kemandirian Pangan Lewat Penanaman Jagung dan Penebaran Benih Ikan di Tangerang
Tangerang - Wakil Presiden
(Wapres) Gibran Rakabuming menegaskan komitmen pemerintah untuk mewujudkan
kemandirian pangan nasional melalui penguatan kolaborasi lintas sektor dan
pemanfaatan teknologi pertanian modern. Hal ini disampaikan Wapres saat
menghadiri kegiatan Penanaman Jagung Serentak Kuartal IV di Kampung Cibangkok
dan Cibaregbeg, Desa Bantar Panjang, Kecamatan Tigaraksa, Kabupaten Tangerang,
Banten, Rabu (08/10/2025).
Kegiatan yang diprakarsai oleh
Polri ini merupakan bagian dari upaya pemerintahan Presiden Prabowo Subianto
dalam memperkuat ketahanan pangan nasional melalui peningkatan produktivitas
dan efisiensi di sektor pertanian, khususnya pada komoditas jagung.
Dalam kunjungannya, Wapres
menyaksikan MoU antara Polri dan Perum Bulog tentang Sinergitas Pelaksanaan
Tugas dan Fungsi dalam Mendukung Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah.
Wapres pun mengapresiasi kolaborasi antara Polri, Bulog, Kementerian Pertanian,
Kementerian Kehutanan, serta lembaga terkait lainnya yang turut melibatkan
masyarakat.
Dalam pidatonya, Wapres berpesan
agar peningkatan hasil panen juga harus diimbangi dengan peningkatan kualitas
dan pendampingan kepada para petani.
Lebih lanjut, Wapres berharap
generasi muda dapat lebih banyak terlibat dalam inovasi dan pengembangan teknologi
pertanian untuk menghadirkan transformasi nyata di sektor pangan.
Usai memberikan arahan, Wapres
menanam benih jagung dengan mengendarai mobile tractor R4 di atas lahan siap
tanam seluas 50 hektare. Penanaman ini menjadi penanda dimulainya Penanaman
Jagung Serentak Kuartal IV di 33 titik lokasi binaan Polri di seluruh
Indonesia, dengan total luas lahan mencapai lebih dari 3.000 hektare.
Wapres juga menebar 80.000 benih ikan nila di kolam pengembangbiakan yang berlokasi tidak jauh dari area tanam. Penebaran benih ikan ini merupakan bagian dari program nasional untuk memperkuat kemandirian pangan melalui diversifikasi sumber daya perikanan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Sumber: BPMI Setwapres
-
Menjunjung Kebenaran, Keadilan Dan Kemanusiaan The Partnership Building Of Divkum Polri PEMBINA Irjen.Pol. DR. Asep J Ahmadi, SH,...
-
Kota Solo salah satu jantung pusat budaya jawa yang dikelilingi oleh daerah – daerah situs sakral peninggalan kerajaan – kerajaan be...