a.
Aspek kemahiran SDM nya
b.
Aspek Pengorganisasiannya
c.
Aspek dukungan sumber daya/sarana – prasarana
d.
Dsb
Berdasarkan
ajaran Sun Tsu, jika ingin memenangkan peperangan diperlukan kemampuan untuk
mengenali diri sendiri, mengenali lawan dan mengenali lingkungan. Gagasan ini
terus berkembang untuk mengungkap bagaimana upaya mendapatkan informasi tentang
diri sendiri, lawan, dan lingkungan. Kemudian bagaimana menganalisa
informasi sehingga dapat diketahui dengan pasti resiko, rencana lawan dan
kemungkinan hambatan yang bersifat non teknis. Intelijen berkaitan dengan
proses penginderaan awal atau lebih dikenal dengan early
warning system (sistem peringatan dini). Kegiatan intelijen merupakan
bagian integral sistem peringatan dini yang memungkinkan pembuat kebijakan
memiliki fore knowledge (kewaspadaan
dini). Tugas umum intelijen adalah mengumpulkan, menganalisa dan memberikan
informasi yang diperlukan kepada pembuat kebijakan dalam mengambil keputusan
terbaik untuk mencapai tujuan. Sedangkan, tugas khusus badan intelijen antara
lain adalah :
1.
Memberikan analisa dalam bidang-bidang yang relevan dengan keamanan nasional.
2.
Memberikan peringatan dini atas krisis yang mengancam.
3.
Membantu manajemen krisis nasional dan internasional dengan cara mendeteksi
keinginan pihak lawan atau pihak-pihak yang potensial menjadi lawan.
4.
Memberi informasi untuk kebutuhan perencanaan keamanan nasional.
5.
Melindungi informasi rahasia.
6.
Melakukan operasi kontra-intelijen.
Menurut pendapat
saya, peranan fungsional Intelkam sebagai penyelenggara sistem peringatan dini (Early Warning System) yang membantu
pimpinan dalam membuat kebijakan dan mengambil keputusan sangat memerlukan
pengembangan dari segi profesionalitasnya terutama pada aspek-apek antara
lain adalah :
a.
Aspek Kemahiran Sumber Daya Manusia (SDM)
Dalam ajaran Sun
Tsu disebutkan bahwa salah satu kemampuan yang dibutuhkan untuk memenangi suatu
peperangan (di dalam intel yakni kegiatan ataupun operasi) adalah kemampuan
untuk mengenali diri sendiri. Dalam konteks Intelkam sejalan dengan hal
tersebut adalah kekuatan internal fungsi Intelkam yaitu Sumber Daya Manusia.
Oleh karena itu, maka yang diperlukan adalah kualitas Sumber Daya Manusia-nya.
Profesionalitas anggota dapat diperoleh melalui pelatihan dan pendidikan teknis
maupun non teknis yang berkaitan dengan kemampuan kompetensi dalam pelaksanaan
tugas intelijen baik tugas yang sifatnya umum maupun tugas yang bersifat
khusus. Pendidikan dan pelatihan yang sifatnya umum akan memberikan
kemampuan dasar yang general bagi setiap anggota intelkam. Sehingga setiap
anggota akan sama pengetahuan dan pemahamannya tentang aturan dasar dan
prosedur pelaksanaan tugasnya baik secara administratif maupun teknis lapangan.
Sedangkan, dengan adanya pelatihan dan pendidikan yang bersifat khusus atau
spesifik maka diharapkan akan dapat meningkatkan kemampuan kompetensi anggota
intelkam lebih spesifik dan mendalam tergantung spesialisasinya dalam
menjalankan tugasnya, misalnya spesialis dalam penggalangan (menggalang orang
tertentu yang sulit didekati), spesialis dalam pengumpulan data (termasuk data
rahasia yang sulit didapatkan) atau bahkan spesialis membuat perkiraan hasil
pengolahan dan analisa data/informasi yang sudah didapat.
b.
Aspek Pengorganisasian
Dari aspek
pengorganisasian adalah pertama perlu adanya perencanaan yang lebih matang
terhadap setiap kegiatan atau operasi yang hendak dilaksanakan sesuai rencana
kegiatan rutin fungsi Intelkam yang telah dibuat selama waktu tertentu (rengiat
mingguan, rengiat bulanan dan rengiat tahunan) dan juga kegiatan yang sifatnya
insidentil (tergantung situasi kambtibmas, misalnya kegiatan demostrasi atau
konser dll). Selain itu, untuk memudahkan sistem pelaporan terkait kegiatan
yang sifatnya insidentil dan harus segera dilaporkan kepada pimpinan perlu
adanya evaluasi agar hirarki dan prosedur sistem pelaporan tidak terlalu
panjang dan rumit untuk menghindari keterlambatan waktu sampainya laporan
kepada pimpinan yang dapat menyebabkan keterlambatan penanganan kasus dan
kemudian timbul permasalahan yang lebih besar. Kedua, peran pengawasan dan
pengendalian melekat oleh pimpinan secara berjenjang agar setiap pelaksanaan
tugas oleh anggota dapat terpantau ada atau tidaknya “progres” atau kemajuan
dari hasil kegiatan yang sedang dijalankan oleh anggota. Untuk menghilangkan
kesan bahwa intel tidak menghasilkan apa-apa. Ketiga, pengkaderan anggota intel
yang cenderung stagnant atau tidak ada perkembangan. Sementara jumlah anggota
di fungsi lain banyak dan berlebih namun, di Intelkam anggota jumlahnya sangat
sedikit apalagi yang memiliki kompetensi di bidang intelkam. Oleh karena itu,
perlu adanya rekrutmen untuk penambahan anggota intel terutama dari lulusan
baru (fresh graduate) seperti dari
Brigadir dan Akpol, karena diharapkan para lulusan baru tersebut masih dapat
dibentuk menjadi intel yang “mumpuni”, memiliki jiwa kresna sejati dan tidak
mudah berpindah ke fungsi lain.
c.
Aspek dukungan sumber daya atau sarana prasarananya
Untuk aspek dukungan sumber daya alam dan sarana/prasarana, perlu adanya penambahan dukungan terkait logistik dan fasilitas bagi anggota untuk dapat melancarkan tugas anggota baik di lapangan maupun untuk administrasi pengolahan data atau informasi untuk keperluan pembuatan laporan. Selama ini, dukungan anggaran dan sarana/prasarana sangat terbatas sehingga cenderung menghambat kelancaran pelaksanaan tugas anggota. Misalnya, untuk menghilangkan kesan bahwa intel “berhasil tidak dipuji, hilang tidak dicari” yang mana hal ini membuat anggota Intelkam menjadi tidak memiliki semangat untuk berprestasi maka perlu adanya dukungan berupa kompensasi atau “reward” bagi anggota intel agar dapat menjadi suatu penghargaan bagi anggota yang telah bersusah payah bekerja dilapangan untuk menghasilkan suatu produk yang bermanfaat bagi pimpinan secara khusus dan institusi secara umum. Selain itu, kenyataan di lapangan juga seringkali anggota tidak dilengkapi dengan sarana kendaraan dinas untuk mobilitas yang tinggi di lapangan sehingga anggota menggunakan kendaraan pribadinya namun tetap kurang mendapat dukungan logistik seperti bahan bakar.
Oleh : Nanda Sihombing ( artikel di Kompasiana )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar