Oleh : Idris Mappakaya ( Ka. Pemberitaan Hubungan Antar Lembaga Bhayangkara Indonesia News )
Tulisan ini dibuat saat Letjen ( Purn ) Agus Widjojo menjabat
sebagai Gubernur Lemhanas pada tanggal 18 Juni 2021 saat Tim Bhayangkara
Indonesia News mewancarai dikantornya. ( ini hanya sebagian tulisan dibuat
karena menyangkut demokrasi dan bahaya radikalisme )
Kehidupan berpolitik dalam berbangsa dan bernegara haruslah
mengedapankan jiwa kenegarawanan serta kemauan untuk memaafkan untuk segala
sesuatunya terlebih dendam politik.
Negara ini didirikan bukan untuk suatu golongan tertentu
maupun secara nepotisme ( orde baru ), keberagaman bangsa ini disatukan oleh
suatu ideologi negara bernama Pancasila. Kekuatan bangsa ini justru dari
keberagamannya /kebhinekaan yang bila dikelola dengan sangat baik akan
menjadikan salah satu pondasi kekuatan besar yang kemudian didukung oleh sumber
daya alam serta manusianya yang dikatakan Bung Karno “ National Chracter
Building “ . Namun untuk mencapai tujuan tersebut haruslah memiliki kesepakatan
diantara para pemimpin – pemimpin politik dan tokoh masyarakat bagaimana
mengelola administrasi pemerintahan ini berjalan dengan baik seperti yang tertuang dalam Sila Ke-4
Pancasila yang di implementasikan dengan demokrasi sesuai jati diri bangsa tanpa
menjatuhkan lawan politik.
Dengan berjalannya waktu kehidupan berbangsa dan bernegara
banyak ditemui kelompok – kelompok yang berfaham serta berideologi berbeda dari
Pancasila, yang saat ini terlihat sekali kelompok yang menggunakan politik
identitas khususnya dengan mengusung faham agama secara radikal untuk membuat
negara ini berfaham hanya satu agama saja. Kita harus mewaspadai kelompok ini
yang menyusup di semua sektor untuk mengganggu jalannya demokrasi, dan kita
perlu mewaspadai permainan proxy pihak – pihak yang tidak ingin bangsa
Indonesia Berjaya. Maka sesame anak bangsa kita harus bersatu.
Letjen ( Purn ) Agus Widjojo bersama Letjen. (Purn ) Susilo
bambang Yudhoyono ( Presiden RI Ke-6 ), merumuskan konsep reformasi TNI atas usulan
Presiden waktu itu Abdurahman Wahid (
Gus dur ), dan Letjen Agus Widjojo
menuangkan konsep pemikirannya agar Polri terpisah dari Tentara sebagai simbol dan
perwujudan suatu negara Demokrasi serta salah satu tujuan Perjuangan Gerakan Reformasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar