NTT. (Kompas.com )
Calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo setuju dengan model
kampanye terbuka yang diharapkan oleh Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang
Yudhoyono.
"Saya sepakat
sekali bahwa setiap kampanye, yang dikemukakan itu adalah kebinekaan,
keberagaman dan persatuan kesatuan kita sebagai sebuah negara. Harus seperti
itu," ujar Jokowi di sela kampanye terbuka di
NTT, Senin (8/4/2019).
Model kampanye
seperti itu, lanjut Jokowi, tidak akan mengakibatkan
terpecahbelahnya masyarakat di dalam pesta demokrasi.
Justru, masyarakat Indonesia, apapun pilihan politiknya, menjadi semakin kuat.
"Ini untuk
mengingatkan kepada kita semua bahwa kontestasi politik ini ada setiap 5 tahun.
Jadi, jangan sampai kita mengorbankan persatuan, persaudaraan dan kerukunan kita,"
ujar Jokowi.
Hal itu tampak dari
pertunjukan ragam kebudayaan daerah di Indonesia yang selalu dipertontonkan
selama Jokowi-Ma'ruf Amin menghadiri kampanye terbuka.
"Itulah kenapa
sejak awal, kita ini selalu mengkampanyekan itu kita menghindari politik
identitas, politik SARA dan sebagainya," ujar Jokowi.
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono sempat mengingatkan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto untuk mengedepankan kebhinnekaan dan inklusivitas dalam kampanye akbar di Gelora Bung Karno, Minggu (7/4/2019) tadi.
Pesan itu terungkap dalam surat yang disampaikan SBY kepada tiga petinggi Demokrat, yaitu Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsudin, Waketum Partai Demokrat Syarief Hassan dan Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan
Keberadaan surat SBY ini
dibenarkan Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat
Ferdinand Hutahaean.
Ia membenarkan SBY sempat
mendapat kabar bahwa kampanye akbar Prabowo-Sandiaga di GBK hanya untuk kelompok
identitas tertentu saja.
"Yang pasti surat tersebut ditujukan Pak SBY kepada tiga kader utama Partai Demokrat. Di mana Pak SBY menerima laporan, kami sendiri tidak tahu laporan dari siapa yang sampai ke beliau yang menyatakan bahwa kampanye didesain seolah diidentikkan dengan kelompok tertentu," kata Ferdinand kepada Kompas.com, Minggu.
Oleh karena itu, SBY menginstruksikan kepada tiga elite Demokrat untuk meneruskan pesan bahwa kampanye akbar Prabowo-Sandiaga harus mengedepankan kebhinnekaan dan inklusivitas.
"Dan beliau (SBY) menyampaikan ketiga kader tersebut untuk
menyampaikan kepada panitia dan Prabowo, kalau itu benar, tidak boleh terjadi.
Maka diminta kampanye harus se-nasionalis mungkin se-Indonesia mungkin dan
se-bhinneka mungkin untuk menunjukkan tuduhan ke Prabowo itu tidak benar," kata
Ferdinand.
Ferdinand bersyukur
kampanye akbar tadi sesuai harapan SBY.
Menurut dia, proses kampanye tadi sudah menunjukkan kebhinnekaan. Sehingga,
kata Ferdinand, kabar yang diterima SBY sebelumnya
terbantahkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar