Selasa, 20 November 2018

FPHS ( Forum Pemilik Hak Sulung ) Berterima Kasih Kepada Pemprov Papua

Foto Bersama Kadis ESDM. Fred. J.Boray dan Forum Pemilik Hak Sulung ( FPHS )


Papua. ( BINs ). 19/11/2018

Forum Pemilik Hak Sulung(FPHS) berterima kasih kepada Pemerintah Provinsi Papu, DPRP, MRP dan jajaranya.
Dalam hal pengakuan final serta dukungan perjuangan hak sulung masyarakat di 3 wilayah adat Tsingwarop Timika
Melalui perjuangan panjang Forum PHS yang didukung penuh masyarakat asli di 3 wilayah adat (Tsinga, Wa/Banti dan Arwanop) yang terdapat diwilayah kerja Operasi PT. Freeport Indonesia di Timika, hari ini sangat gembira dengan adanya pertemuan dengan (plt) Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Papua Fred James Boray di kantor yang beralamat di kotaraja lantai 3 pada hari senin  19/11/2018.
Pemerintah Provinsi melalui Kepala Dinas ESDM telah menyatakan yang mana perjuangan Forum PHS telah selesai memperjuangkan hak hak sulung masyarakat yang ada di wilayah Tsingwarop sesuai dengan dukungan dan persetujuan Gubernur, DPRP dan MRP.
Untuk itu Ketua, sekertaris 1 dan sekertaris 2 FPHS dalam jumpa Pers dengan beberapa Wartawan  dan LSM di salah satu ruang pertemuan di Kotaraja Jayapura menyampaikan apresiasi yang sangat tinggi dan sangat berterima kasih sebanyak banyaknya kepada Gubernur Lukas Enembe S.I.P,M.H sebagai Pimpinan tertinggi Pemerintah Provinsi Papua,ketua MRP dan DPRP serta jajarannya yang telah memberi Persetujuan dan Rekomendasi, ‘’kami sangat berbahagia terutama masyarakat pemilik hak ulayat yang ada di timika dan seluruh masyarakat papua, terutama di rezim pemerintahan yang cukup baik dan juga di rezim pemerintahan presiden jokowi yang buka segala hal, buka segala kedok yang tadinya mungkin mereka sembunyi sembunyi sekarang dibuka, itulah rezim pemerintahan saat ini, tutur sekertaris 1 bapak Yohan Zonggonau S,Komp. MM.
Ditambahkan Yohan  dalam suatu system tergantung leader(pemimpin) kalau Leader bagus semua akan menjadi bagus ‘’milik kaisar kepada kaisar, mikil raja kepada raja, inilah satu ibarat yang kami lakukan akhirnya hari ini kita bisa mendengarkan mendapatkan informasi dan masyarakat sdh mendengarkan dan sudah sangat gembira.
Lanjut  ketua FPHS Yafet Manga Beanal yang berasal dari Tsinga dibawah kaki gunung salju abadi yang selama ini belum pernah diakui sebagai pemilik hak sulung ditempat itu, maka perjuangan dari tahun 2006 saya tidak perna mementingan pribadi sendiri, saya tidak pernah mengeluh dengan Pemerintah bahwa PT.FHI adalah kontraktornya Pemerintah, Sehingga selama ini saya mengadu ke Pemerintah untuk perjuangkan hak sulung kami, pada saat ini kami sudah dihargai,diakui oleh pemerintah Provinsi Papua melalui Gubernur,MRP dan DPRD serta jajarannya juga kami berterima kasih kepada Universitas Cendrawasih (Uncen) dan rombongannya pak Frans Reumu  SH, M.A, M.H (Ketua-Fak.Hukum) dari UNCEN yang selama ini melakukan penelitian identifikasi kepemilikan tanah adat suku Tsingwarop dalam wilayah pertambangan PT.FHI
Saya sebagai ketua juga sangat berterima kasih kepada LEMASA (Lembaga Adat Suku Amungme) yang memberikan motifasi dukungan sampai hal ini sdh berhasil, FPHS ini Naik dan berhasil harus jadi percontohan kepada publik mimika juga kabupaten yang ada di papua dan dunia, ketua juga berterima kasih kepada Duta Besar Amerika,LSM WGAB dan Wartawan yang mendukung, mendorong dan memotivasi.
Yafet  juga sangat berterima kasih kepada Presiden Jokowi, Menteri terkait yang telah buka ruang dan kesempatan, ‘’saya manusia biasa belum bisa memberikan sesuatu tapi Tuhan yang akan memberikan kesehatan dan umur panjang juga rejeki bagi keluarganya, harapan dan pesan saya kita harus merdeka dalam Pendidikan, Kesehatan dan Ekonomi keluarga, jelas Ketua Yafet dengan girang.
Tak cukup dengan ucapan terima kasih  ketua dan sekertaris 1, Sekertaris 2 FPHS Elfinus Jangkup Omaleng, BCOM sebagai salah satu anak suku Arwanop pemilik hak ulayat pegunungan emas menyampaikan terima kasih juga dengan sangat kepada pihak yang sdh membatu. 
Dengaan melihat perjuangan orang tua yang selama ini balum berhasil maka dari hal tersebut Elfinus termotivasi dan terus berjuang sampai saat ini jalan bersama FPHS sejak Bulan November 2017 dalam perjuangan memperjuangkan hak sulung yang ad di 3 kampung Tsingwarop
Setelah melewati proses perjuangan kami FPHS dari mulai ke pusat jakarta ke Istana Presiden, Kementrian, DPRI, MPR, Komnas Ham dan kembali ke Provinsi , DPRI, MPR serta Pemerintah Kabupaten Timika, proses panjang itu kami lewati dan kami FPHS diundang oleh Presiden Jokowi melalui Dirjen Minerba.
Dan pada tanggal 19 November 2018 kami diundang (plt) Kepala Dinas ESDM Provinsi papua Fred James Boray di kantor yang beralamat di kotaraja lantai 3 menyampaikan informasi yang dihadiri juga oleh ketua LSM WGAP dan wartawan dan disitu juga disampaikanlah pengakuan tersebut secara verbal bahwa pemilik hak ulayat sesungguhnya adalah PHS Tsingwarop, ‘’pengakuan ini tidak gampang, kami sangat bangga, kita sudah menunggu pengakuan tersebut selama 51 tahun hari ini puji Tuhan, luar biasa pak Gubernur Lukas Enembe, pak Presiden Joko  widodo, pak Bupati Timika Eltinus, terima kasih juga kepada mama mama, bapa bapa saya yang ada di kaki gunung di honay honay yang selalu berkomunikasi, hari ini kami mau menyampaikan pesan bahwa kami sudah menang, hak sesungguhnya sudah kembali kepada Tsingwarop dan akhirnya seluruh proses boleh selesai, ibarat kata hal ini seoerti semut melawan gajah dan semut menang, tegas Elfinus yang bergelar sarjana BCOM di  Charles Darwin University Australia.
Pihak LSM Wadah Generasi Anak Bangsa (WGAB) mengucapkan terima kasih juga kepada FPHS yang sudah percayakan kami untuk mendampingi dan mendengar langsung dari kepala dinas ESDM Provinsi Papua yang menyatakan ‘’kalau dari Pemerintah Provinsi sudah menyatakan begitu otomatis sudah final, dan dalam hal ini saya sebagai ketua sangat mengapresiasi Pemerintah Provinsi Papua dalam hal ini Gubernur, DPRP, MRP, sampai ke Pemrintah Pusat dalam hal ini Presiden Jokowi, DPR RI dan MPR. Sebagai ketua LSM WGAB Propinsi Papua yang telah mendengar aspirasi masyarakat 3 kampung ini dan telah menjawab hak yang mereka miliki, dan saya juga berterima kasih kepada mama mama di kampung sana yang telah mendorong dengan doa sampai telah berhasil pada kesempatan ini ‘’itu saja penyampaian kami dari LSM WGAB provinsi papua, tutup Ketua yang biasa disapa Yerry.   (Reimon).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Polres Tangsel Bersama Bea Dan Cukai Sita 642 Kg Ganja, 7,8 Kg Sabu dan 1,1 Kg MDMA, Ungkap Penyalahgunaan Narkotika

Tangsel - Dalam dua bulan terakhir satuan reserse narkoba (Sat Res Narkoba) Polres Tangerang Selatan berhasil mengungkap perkara menonjol te...