Djulianto Susantio
( Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli. )
Kali ini isu
ijazah palsu. Entah sudah berapa kali kehidupan Joko Widodo selalu diganggu,
baik saat menjadi presiden maupun setelah turun sebagai presiden. Seingat saya
beberapa tahun lalu pernah ada isu Jokowi anak PKI. Entah apa lagi.
Isu ijazah
palsu semakin menghangat ketika sejumlah orang 'menggeruduk' UGM, kampus tempat
Jokowi pernah menimba ilmu. Belum puas dari sana, beberapa orang mendatangi
kediaman Jokowi. Intinya adalah meminta Jokowi untuk menunjukkan ijazah asli.
Namun Jokowi
menolak dan tetap tenang. Inilah yang membuat kaum pembenci semakin berang
terhadap Jokowi. Diberitakan Jokowi akan menggugat balik kaum pembenci itu
dengan inti mencemarkan nama baik. Kita tunggu saja proses hukum antara kaum
pembenci yang melaporkan ijazah palsu dan Jokowi yang merasa mereka mencemarkan
nama baiknya.
Fakultas Kehutanan
Sejak lama
kita tahu dari berita media bahwa Jokowi adalah lulusan Fakultas Kehutanan
Universitas Gadjah Mada (UGM). Tidak heran ia dijuluki tukang kayu.
Sejak ramai
isu ijazah palsu, banyak pribadi memberikan tanggapan. Ada yang berpendapat
font pada ijazah Jokowi berbeda dengan font ijazah yang dimilikinya. Padahal
keduanya sama-sama lulusan UGM namun beda fakultas. Ada yang berpendapat lain
fakultas memang lain font yang digunakan. Mereka hanya memperbandingkan, bukan
menuduh ijazah Jokowi palsu.
Pihak UGM
pun sudah memberikan respon bahwa Jokowi memang alumnus UGM. Percayakah kaum
pembenci? Mungkin saja tidak.
Di media
sosial pun ramai perbincangan Jokowi. Ada yang memposting foto mahasiswa
Fakultas Kehutanan UGM pada 1985, termasuk di dalamnya Jokowi yang berkaca mata
hitam.
Proyek Perintis 1
Karena ramai, tiba-tiba saya teringat saya punya koran yang berisi nama-nama calon mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi negeri yang waktu itu tergabung dalam Proyek Perintis 1. Ada 10 PTN yang tergabung dalam Proyek Perintis 1, umumnya PTN di Pulau Jawa. Saya punya daftar calon mahasiswa periode 1978/1979, 1979/1980, 1980/1981, dan 1982/1983.
Saya segera cari nama Jokowi di daftar itu. Saya mereka-reka karena Jokowi lahir pada 1961, maka saya cari pada tahun akademik 1979/1980. Saya mencari Fakultas Kehutanan UGM.
Karena tidak ada, saya pindah ke tahun akademik 1980/1981. Nah di situ saya menemukan pada nomor 14 ada nama Joko Widodo dengan nomor 1180501421. Ada puluhan nama yang tercatat dalam daftar itu. Namun saya hanya memfotonya sebagian.
Benarkah itu Joko Widodo yang kemudian menjadi Presiden ke-7 RI? Sebenarnya gampang melakukan klarifikasi. Tanya saja kepada nama-nama yang tercantum dalam daftar itu.
Saya pikir
cukup tanya kepada satu atau dua orang, apakah benar Joko Widodo itu yang
kemudian menjadi presiden dan apakah Joko Widodo lulus sebagai sarjana
kehutanan.
Mungkin ini
hanya untuk pengalihan isu korupsi saja. Logikanya kan Jokowi pernah menjadi
walikota, lalu gubernur, dan kemudian presiden.
Pasti sudah
ada syarat-syarat administrasi yang diserahkan kepada KPUD atau KPU. Lacak saja
dari situ, tidak perlu berkoar-koar sesudah beliau tidak lagi menjadi presiden.
Saya pernah
dengar, entah benar entah tidak, ijazah asli Jokowi pernah hilang. Ijazah yang dipakai
untuk melamar pekerjaan berbeda dengan ijazah yang diperlihatkan kaum
pembenci.
Dugaan saya,
itu ijazah duplikat yang dibuat sesuai ijazah asli. Kehilangan ijazah asli
memang sering dialami masyarakat, misalnya akibat pencurian, tercecer, sampai bencana
(kebakaran dan banjir).
Masyarakat
tentu masih memiliki kesempatan untuk membuat ijazah duplikat berdasarkan
bukti-bukti yang ada. Mungkin ijazah duplikat Jokowi dianggap ijazah
palsu.
Padahal
istilah duplikat dan palsu berbeda jauh. Kalau ramai begini, kapan kita bisa
menjadi generasi emas.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar