Dalam Syahadat Nikea – Nikea Konstantinopel ( Syahadat
Panjang ) dikatakan : “ Aku percaya akan gereja yang satu, Kudus, Katolik dan
Apostolik “ merupakan ciri gereja katolik.
Kata Apostolik berasal dar Bahasa yunani yaitu “yang diutus
atau “ Utusan “. Dalam Bahasa Indonesia diterjamahkan menjadi “ Rasul “.
Setelah memberi perintah kepada Rasul Nya agar merangkul semua manusia didunia,
Yesus melanjutkan pengajarannya “ … dan ajarlah merekasegala sesuatu yang telah
Kuperintahkan kepadamu “ ( Matius 28 : 20 ).
Yesus Kristus sendirilah yang telah mendirikan Gereja dan Ia
telah menunjuk Rasul Nya untuk meneruskan ajaran Nya. Dan Gereja bersifat
Apostolik, karena mata rantai ajaran sejak para rasul itu tidak pernah terputus
hingga hari ini.
Dalam perjalan sejarah Petrus yang berperan sebagai pemimpin
para rasul akhirnya menjadi pemimpin Gereja, karena itulah kita bisa menyebut
Rasul Petrus adalah Paus yang pertama. Para pengganti Petrus kita yakini
sebagai pewaris Tahta Petrus yang suci. Paus bersama para Uskup meneruskan
warisan iman sejak zaman Yesus hingga saat ini. Dalam posisi penjaga iman Kristen
dan Pelayan Tuhan dengan gereja sebagai sentralistiknya. Mereka meneguhkan dan
menyempurnakan segala ajaran dan karya yang telah dimulai sejak zaman para
rasul hingga hari ini.
Sri Paus Fransiskus mencontohkan bagaimana perjalanan ini
mencontoh kesederhanaan yang diajarkan Yesus kepada para rasul Nya, Paus tidak
menggunakan pesawat khusus, kendaraan yang mengantarpun tidaklah mewah, bahkan
menginap di Kedubes Vatikan.
Sri Paus ingin menekankan bahwa kehidupan dunia harus selaras
dengan nilai – nilai kekristenan yang diajarkan Yesus lewat para rasul Nya,
bagaimana umat Kristen dapat membantu kaum miskin, menyanagi anak yatim dan
hidup saling menolong antar sesame manusia. Sebagai pemimpin Gereja Katolik di
seluruh dunia, perjalanan ini merupakan bagian dari pelayanan pastoralnya untuk
mengunjungi umat Katolik diberbagai belahan dunia.
Dalam kunjungan Apostolik Paus sering mengangkat isu – isu penting,
seperti perdamaian, kemiskinan ,keadilan sosial, hak azasi manusia dan dialog
abtar umat beragama.
Dalam kacamata spiritual, wilayah Takhta Suci ( Vatikan )
merupakan benteng terakhir melawan kezaliman ( Iblis ) dan menggerakkan seluruh
jiwa kemanusian umat manusia dari berbagai macam agama dan kepercayaan untuk
membela kebenaran dan kemanusiaan serta keadilan.
Credo in unum Deum ;
Pater omnipotens, Creatorem caeli et terrae ; et omne uisibile et inuisibile.
Bimo
*Dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar