Bali - Salam
Indonesia Bebas Narkoba menjadi pembuka arahan Kepala BNN RI, Marthinus Hukom,
S.I.K., M.Si., dalam kunjungan kerjanya ke BNN Provinsi Bali, Jumat (16/2).
Salam itu sendiri menurut Kepala BNN dapat diartikan sebagai suatu doa yg
datang dari hati paling tulus sehingga diharapkan salam Indonesia bebas narkoba
adalah doa yang dapat terinternalisasi di dalam diri dan menjadi komitmen
bersama.
Pada
pertemuan tatap muka perdana Marthinus Hukom, S.I.K., M.Si., dengan para
personel BNNP Bali tersebut, terdapat dua hal yang menjadi pokok bahasan.
Pertama yaitu arahan strategis dalam menghadapi tantangan peredaran gelap
narkotika di Bali, dan yang kedua berkaitan dengan penyatuan pandangan seluruh
personel BNN yang beragam dalam membentuk budaya kerja atau kultur kerja yang
sama guna mendorong optimalisasi kinerja organisasi.
"Bali
merupakan suatu wilayah yang sangat strategis, sebagai pusat pariwisata paling
terkemuka dan terkenal di dunia, serta sebagai hub area yg menghubungkan Jawa
dengan NTB dan NTT," ungkap Kepala BNN RI.
Berbicara
sebagai pusat atau sentra menurutnya tedapat tiga aspek yang perlu dicatat dan
dicermati yaitu transportasi orang, barang, dan gagasan yang mana ketiganya
dapat berkaitan erat dengan kejahatan narkotika. Oleh karena itu, Ia mengimbau
kepada seluruh jajaran di BNNP Bali untuk mampu membaca potensi-potensi
ancaman, daerah kerawanan, serta mampu melakukan pemetaan melalui kerja sama
baik lintas negara, regional, maupun dengan instansi-instansi terkait.
"Saya
mengajak rekan-rekan untuk melihat fenomena kejahatan dari perspektif multi
kejahatan, sehingga kita dituntut untuk melakukan analisa mendalam terhadap
satu fenomena, dengan kata lain kita tidak boleh acuh, tetapi harus responsif
dan komprehensif," jelas Kepala BNN.
Sementara
itu, berkaitan dengan penyatuan pandangan dalam membentuk kultur kerja yang
sama bagi seluruh pegawai BNN RI, Marthinus Hukom, S.I.K., M.Si. menyampaikan
problematika organisasi BNN yang terdiri dari berbagai latar belakang seperti
ASN BNN, Polri, ASN Pemda, dan lain-lain. Perbedaan itulah yang kemudian
menjadi alasan kuat Kepala BNN RI untuk membentuk kultur kerja yang menyatukan.
"Saya
ingin menyatukan, bahwa tidak ada perbedaan Polri dan ASN, perbedaannya hanya
pada sumber rekrutmennya saja, maka ketika kita sudah masuk di BNN kita harus
sadar telah menjadi insan anti narkotika, dan ini harus saya sampaikan agar
menjadi satu perspektif, satu spirit yang sama" ujar Kepala BNN RI.
Mengakhiri
arahannya, Kepala BNN RI berpesan bahwa dalam membangun budaya kerja setiap
orang harus diberikan hak yang sama untuk berbicara, sistemnya tidak hanya top
down, tetapi juga bottom up sehingga akan terbentuk ikatan solidaritas atau
jiwa korsa dan terbangun loyalitas dan militansi terhadap pekerjaan kita.//Eko
*Biro Humas dan
Protokol BNN RI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar