Pada 1970-an, seorang petani tidak sengaja menemukan pecahan
terakota. Temuannya itu membawa para arkeolog ke mausoleum Kaisar Qin Shi Huang,
kaisar Tiongkok yang pertama. Penggalian
mausoleum masih terus dilakukan hingga kini. Namun makam sang kaisar belum
tersentuh. Banyak misteri seputar makam kaisar pertama tersebut, salah satunya
adalah merkuri yang memenuhi makam.
Deskripsi makam kaisar pertama Tiongkok Qin Shi Huang
Sebanyak 700.000 orang menggali dalam-dalam untuk membangun kota
bawah tanah yang luas. Itu adalah istana yang dipenuhi harta tak ternilai di
tengahnya.
Di dalam, mereka membangun ruang permakaman dengan langit-langit
yang menjulang tinggi menyerupai langit malam. “Lantai meniru tengara kekaisaran,
lengkap dengan sungai merkuri yang mengalir,” tulis Roman Kierst di laman The
World of Chinese.
Busur silang ditanam untuk menembak perampok kuburan yang
berusaha menerobos masuk untuk menjarah.
Setelah selesai, ratusan selir dan pengrajin disegel di dalam
gundukan tanah yang menjulang tinggi. Ini untuk memastikan mereka tetap
menyimpan rahasia dari apa yang ada di dalam kuburan.
Deskripsi di atas seperti salah satu bagian dari novel
petualangan. Faktanya, itu adalah penggambaran mengenai makan Kaisar Qin Shi Huang yang ditulis oleh Sima Qian,
sejarawan Tiongkok kuno. Deskripsi ini ditulis sekitar satu abad setelah
kematian kaisar pada tahun 210 Sebelum Masehi.
Makam Qin Shi Huang jadi misteri paling menarik dalam
sejarah Tiongkok
Qin Shi Huang dikenal karena menyatukan tujuh kerajaan feodal
Tiongkok pada saat itu menjadi satu kekaisaran. Jasanya menyatukan Tiongkok
dikenang hingga kini.
Selain itu, makamnya membingungkan para arkeolog. Tidak ada
seorang pun yang berada di dalam ruang makam sejak ditemukan kembali pada tahun
1970-an. “Apa yang ada di dalamnya tetap menjadi salah satu misteri paling
menarik dalam sejarah Tiongkok,” tambah Kierst.
Pembangunan mausoleum raksasa Qin Shi Huang dimulai tak lama
setelah dia naik takhta dan mendirikan Dinasti Qin (221
– 206 Sebelum Masehi). Menurut Sima Qian, ratusan ribu pria wajib militer dari
seluruh kekaisaran bekerja sama untuk menyelesaikan kompleks makam bawah tanah
yang besar. Kaisar dimakamkan di sana setelah kematiannya pada usia 39 tahun.
Temuan tidak disengaja
Meskipun kisah Sima Qian telah diketahui selama berabad-abad,
lokasi persis makam tersebut tidak diketahui hingga tahun 1974. Pada bulan
Maret yang sangat kering tahun itu, Yang Zhifa dan sekelompok petani di
provinsi Shaanxi berkelana ke dataran semak belukar di kaki Gunung Li.
Lokasinya sekitar 35 kilometer sebelah timur ibukota provinsi Xi'an.
Misi mereka adalah menggali sumur untuk pertanian kooperatif,
tetapi orang-orang itu malah menemukan sesuatu yang jauh lebih berharga. Pada
kedalaman sekitar tiga meter, mereka menemukan tanah merah yang mengeras,
pecahan terakota, lalu potongan-potongan peralatan perunggu
Para petani tidak terlalu memikirkannya
pada saat itu. Namun mereka tetap membawa temuannya ke museum setempat.
Secara tidak disengaja, petani itu
menemukan tentara terakota yang sekarang terkenal di dunia. Jumlahnya mencengangkan.
Dari sekitar 8.000 prajurit terakota, kereta perang, dan kuda yang dikubur
bersama kaisar, siap bertempur untuk melindunginya di akhirat. “Sejauh ini
hanya sekitar seperempat yang telah digali,” ungkap Kierst.
Lubang terbesar, No. 1, kira-kira
seukuran dua lapangan sepak bola. Anda bisa membayangkan seperti apa deretan
tentara terakota, pemanah, kuda, dan kereta perang yang dibuat dengan rumit dan
seukuran aslinya. Para prajurit itu sebagian besar hancur karena paparan elemen
dan kesalahan penggalian awal.
Beberapa lubang yang lebih kecil juga
telah ditemukan. Lubang-lubang yang lebih kecil berisi figur terakota sipil
seperti musisi dan pemain akrobat. Juga terdapat artefak logam berharga
termasuk dua kereta perunggu kekaisaran dan 46 burung perunggu.
Apa yang sebenarnya ada dalam istana
bawah tanah Qin Shi Huang?
Jika daerah sekitarnya dipenuhi dengan
harta karun seperti itu, apa yang bisa disembunyikan di dalam istana bawah
tanah yang sebenarnya? Itu tetap menjadi misteri. Pasalnya, hampir 50 tahun
setelah penemuan, ruang makam yang sebenarnya tetap tersegel. Sang kaisar
beristirahat tanpa gangguan di bawah gundukannya setinggi 50 meter.
Karena tidak ada yang melihat ke dalam,
sebagian orang bertanya-tanya apakah ruang makam itu pernah dijarah. Menurut
Sima Qian, Xiang Yu memimpin pemberontakan yang menggulingkan Dinasti Qin. Ia
dikatakan telah membakar dan menjarah makam tersebut pada saat kekaisaran Qin
jatuh.
Tampaknya ada tanda-tanda kerusakan
akibat kebakaran di beberapa area kompleks. Namun para ahli seperti Wu Yongqi,
mantan direktur Museum Prajurit dan Kuda Terakota Qin, percaya bahwa ruang
makam yang sebenarnya tidak tersentuh.
Merkuri yang memenuhi Makam
Mungkin merkuri yang dilaporkan mengisi
ruang pemakaman yang membuat para perampok makam berpikir ulang. Merkuri adalah
racun saraf yang berpotensi mematikan, terutama ketika menguap dan terhirup.
Menurut catatan Sima Qian, merkuri
digunakan untuk membuat aliran sungai dan laut di dalam makam. Jika benar,
sejumlah besar merkuri dibutuhkan untuk itu. Jadi, bisa dibayangkan bahwa makam
tersebut adalah lingkungan yang sangat beracun.
Beberapa analisis tanah di daerah
tersebut menunjukkan tingkat merkuri yang luar biasa tinggi di bawah gundukan
pemakaman.
Pada saat penemuan, beberapa penduduk
setempat memperingatkan bahwa mengganggu relik dapat membawa kutukan bagi desa
mereka. Hal ini bisa dilihat dari pengalaman para petani yang menemukan lokasi
mausoleum. Dilansir dari South China
Morning Post, dua dari petani itu meninggal karena penyakit yang
tidak terdiagnosis. Salah satunya mengalami penyakit kulit yang menyebabkan
tubuhnya busuk, sedang yang lainnya tiba-tiba merasa kesakitan.
Padahal, para petani itu tidak mendekati
ruang makam yang dikatakan sarat dengan merkuri. Benarkah ini kutukan sang
kaisar pertama? “Kami tidak tahu apa yang membunuh mereka. Penemu lain bunuh
diri pada usia 60 tahun,” kata salah satu petani pada South China
Morning Post.
Kekhawatiran penduduk desa di sekitar
makam Kaisar Qin Shi Huang
Yang akhirnya paling menghantui penduduk
desa bukanlah kutukan kaisar. Mereka justru lebih takut akan kutukan pejabat
rakus yang menghancurkan desa untuk dijadikan tempat wisata.
“Pemerintah telah merampas tanah dan
mata pencaharian masyarakat. Mereka tidak menyisakan apa-apa,” jelas Kierst.
Beberapa pejabat mendukung pembukaan segel makam karena nilai
wisatanya. Namun tidak peduli seberapa besar potensi ekonominya, ruang makam
yang sebenarnya kemungkinan besar akan tetap tertutup di masa mendatang.
“Membiarkan Qin Shi Huang beristirahat dalam damai selamanya.
Itulah yang paling ideal,” kata mantan direktur museum Yuan Zhongyi dalam
sebuah wawancara dengan Outlook Weekly.
Tapi bukan hanya menghormati orang mati yang membuat para ahli
tidak membuka segel makam. Yuan juga menunjukkan bahwa gundukan kuburan itu
sendiri merupakan peninggalan budaya yang harus dilindungi. Makam memiliki
lapisan demi lapisan tanah yang dibangun untuk membuat segel yang rapat. Selain
itu, teknologi yang diperlukan untuk melestarikan isinya mungkin belum
tersedia.
Mungkin generasi mendatang menemukan cara mengeksploasi dengan aman. “Sehingga kita bahkan tidak perlu menggali makam sama sekali,” harap Yuan.
*Sumber : National Geographic
Tidak ada komentar:
Posting Komentar