Senin, 08 Maret 2021

Pengamat : Negara Harus Hadir Dan Ubah Pola Destruktif Mdsos


Pengamat militer dan pertahanan Connie Rahakundini Bakrie menilai negara perlu hadir untuk mengubah pola penggunaan media sosial yang bersifat destruktif. Hal itu guna memastikan stabilitas negara tak terganggu karena media sosial. Menurut Connie kekisruhan yang terjadi belakangan ini juga terjadi karena banyaknya narasi di media sosial yang memicu konflik. " Negara harus hadir dan mengubah pola destruktif penggunaan medsos. Yang mesti kita pikir itu antisipasi, gitu loh," kata Connie dalam diskusi bertajuk Muara Unjuk Rasa, NKRI Mau Dibawa Kemana?.

Meski demikian, kata dia, pendekatan yang digunakan tak sekadar pragmatis seperti memutus atau membatasi akses internet dan media sosial. "Negara ini kan enggak serta-merta oh ada ribut di situ, matiin internetnya, oh ribut di sini matiin di sini, enggak bisa. Harus ada strategi dan kebijakan yang holistik," katanya. Ia menilai, peran strategis untuk memertahankan Indonesia dari gejolak ada di tangan TNI dan Kementerian Pertahanan. Ia berharap kedua institusi itu bisa lebih serius menghadapi berbagai jenis ancaman di era informasi. "Kemenhan dan TNI itu harus lebih serius memikirkan perlindungan, pengendalian teknologi dan bagaimana anggarannya untuk mengantisipasi hal semacam itu," katanya. "TNI dan Polri harus punya kemampuan urgensi tentang psychological warfare, psychological operation, information warfare, information operation, influence attitude, strategic influence dan perception management. Kemhan juga harus kembangkan itu ke depan," sambungnya. Di lain sisi, pemerintah harusnya mampu memetakan isu dan opini publik yang sedang berkembang serta menyusun strategi akurat. Medsos bisa dijadikan senjata bagi pihak tertentu untuk mengganggu stabilitas negara dengan mengguncang pikiran dan perasaan masyarakat. Apalagi medsos dibanjiri dengan disinformasi, hoaks dan bentuk propaganda lainnya. di Medsos "Yang kita hadapi sekarang itu perang memenangkan perasaan, pikiran, pokoknya perasaan dan pikiran kita itu bisa diganggu. Emosi kita dimainkan, maka itu mengubah perspektif kita. Makanya negara-negara itu banyak berinvestasi gimana caranya keamanan teknologi informasi, dunia siber, itu diutamakan," katanya. "Perang yang terjadi menurut saya adalah di tangan Anda semua, gadget, medsos. Jadi bukan senjata arsenal mematikan dan mengerikan seperti di Irak, Afghanistan, bukan dengan drone, tapi yang sedang Anda pegang semua, senjatanya. .


( Saat Acara Diskusi Bertajuk Muara Unjuk rasa NKRI mau dibawa Kemana ? Di Balai sarwono Jakarta )


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Polres Tangsel Bersama Bea Dan Cukai Sita 642 Kg Ganja, 7,8 Kg Sabu dan 1,1 Kg MDMA, Ungkap Penyalahgunaan Narkotika

Tangsel - Dalam dua bulan terakhir satuan reserse narkoba (Sat Res Narkoba) Polres Tangerang Selatan berhasil mengungkap perkara menonjol te...