Pengamat militer dan pertahanan Connie
Rahakundini Bakrie menilai negara perlu hadir untuk mengubah pola penggunaan
media sosial yang bersifat destruktif. Hal itu guna memastikan stabilitas
negara tak terganggu karena media sosial. Menurut Connie kekisruhan yang
terjadi belakangan ini juga terjadi karena banyaknya narasi di media sosial
yang memicu konflik. " Negara harus hadir dan mengubah pola destruktif
penggunaan medsos. Yang mesti kita pikir itu antisipasi, gitu loh," kata
Connie dalam diskusi bertajuk Muara Unjuk Rasa, NKRI Mau Dibawa Kemana?.
Meski demikian, kata dia, pendekatan yang
digunakan tak sekadar pragmatis seperti memutus atau membatasi akses internet
dan media sosial. "Negara ini kan enggak serta-merta oh ada ribut di situ,
matiin internetnya, oh ribut di sini matiin di sini, enggak bisa. Harus ada
strategi dan kebijakan yang holistik," katanya. Ia menilai, peran
strategis untuk memertahankan Indonesia dari gejolak ada di tangan TNI dan
Kementerian Pertahanan. Ia berharap kedua institusi itu bisa lebih serius
menghadapi berbagai jenis ancaman di era informasi. "Kemenhan dan TNI itu
harus lebih serius memikirkan perlindungan, pengendalian teknologi dan
bagaimana anggarannya untuk mengantisipasi hal semacam itu," katanya.
"TNI dan Polri harus punya kemampuan urgensi tentang psychological
warfare, psychological operation, information warfare, information operation,
influence attitude, strategic influence dan perception management. Kemhan juga
harus kembangkan itu ke depan," sambungnya. Di lain sisi, pemerintah harusnya
mampu memetakan isu dan opini publik yang sedang berkembang serta menyusun
strategi akurat. Medsos bisa dijadikan senjata bagi pihak tertentu untuk
mengganggu stabilitas negara dengan mengguncang pikiran dan perasaan
masyarakat. Apalagi medsos dibanjiri dengan disinformasi, hoaks dan bentuk
propaganda lainnya. di Medsos "Yang kita hadapi sekarang itu perang
memenangkan perasaan, pikiran, pokoknya perasaan dan pikiran kita itu bisa
diganggu. Emosi kita dimainkan, maka itu mengubah perspektif kita. Makanya
negara-negara itu banyak berinvestasi gimana caranya keamanan teknologi
informasi, dunia siber, itu diutamakan," katanya. "Perang yang
terjadi menurut saya adalah di tangan Anda semua, gadget, medsos. Jadi bukan
senjata arsenal mematikan dan mengerikan seperti di Irak, Afghanistan, bukan
dengan drone, tapi yang sedang Anda pegang semua, senjatanya. .
( Saat Acara Diskusi Bertajuk Muara Unjuk rasa NKRI mau dibawa Kemana ? Di Balai sarwono Jakarta )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar