Senin, 08 Februari 2021

Polri Diminta Perkuat Internal untuk Hadapi Intoleransi Hingga Radikalisme



Jakarta: Jaringan Moderat Indonesia (JMI) meminta Polri memperkuat internal dari pusat sampai daerah. Penguatan internal penting dalam menghadapi berbagai persoalan intoleransi, radikalisme, ekstremisme berbasis kekerasan, dan berbagai potensi aksi terorisme lain.
 
"Dibutuhkan perencanaan yang matang oleh seluruh pejabat pimpinan Polri di pusat dan daerah untuk menghadapi berbagai persoalan intoleransi, radikalisme, dan ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme," kata Direktur Eksekutif JMI, Islah Bahrawi, di Jakarta, Sabtu, 31 Januari 2020.
 
Polri juga harus bertindak secara konsekuen dan terukur sebagaimana konsep presisi (pemolisian prediktif, responsibilitas, dan transparansi berkeadilan). Konsep itu dicanangkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Selain itu, kata Islah, pemerintah pusat harus mencegah dan menindak berbagai potensi ekstremisme berbasis kekerasan dan terorisme secara komprehensif. Penanganan persoalan itu tidak akan selesai dalam waktu dekat, tetapi membutuhkan proses yang panjang dan bertahap.
 
"Penanganan persoalan itu juga tidak cukup hanya mengandalkan pada pemerintah saja tetapi juga perlu dukungan masyarakat di dalamnya," ujar nya. 
 
Islah menyebut pemerintah telah mengeluarkan Perpres Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme (RAN PE). Aturan itu terdiri dari tiga pilar, yakni pencegahan, penegakan hukum, dan kemitraan.  
 
Menurut Islah, aturan yang dibuat Presiden Joko Widodo itu menjadi bentuk kebijakan politik negara yang melihat persoalan ekstremisme kekerasan dan terorisme sebagai ancaman nyata bagi Indonesia. Selama ini Indonesia dibayangi ancaman ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada aksi terorisme. Dia mengingatkan jika terorisme bukanlah tindakan yang terjadi tanpa proses. 
 
"Sikap intoleransi menjadi benih-benih awal yang membawa kecenderungan pada lahirnya radikalisme, ekstremisme kekerasan dan terkadang mengarah pada aksi terorisme," ujarnya.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Polres Tangsel Bersama Bea Dan Cukai Sita 642 Kg Ganja, 7,8 Kg Sabu dan 1,1 Kg MDMA, Ungkap Penyalahgunaan Narkotika

Tangsel - Dalam dua bulan terakhir satuan reserse narkoba (Sat Res Narkoba) Polres Tangerang Selatan berhasil mengungkap perkara menonjol te...