Jakarta.
Pengamat
politik AS Hikam memperkirakan pascapemilu 2019 politik identitas akan muncul
lagi dan menguat yang berdampak pada penegakan demokrasi makin melemah.
"Politik identitas muncul dan menguat pada kampanye
pemilu 2019. Hal ini ditandai dengan munculnya fraksi antara kelompok identitas
dan kelompok demokratis," kata AS Hikam, di Jakarta, Senin (15/4/2019).
AS Hikam mengatakan hal itu, pada acara diskusi
"Evaluasi Pelaksanaan Kampanye Pemilu dlm Mewujudkan Pemilu 2019, yang
Aman, Jujur, Adil, Demokratis, dan Bermartabat".
Menurut AS Hikam, menguatnya politik aliran, akan
berdampak pada kemunduran demokrasi. "Karena, esensi dari demokrasi adalah
menghilangkan politik identitas," katanya.
Di sisi lain, AS Hikam juga melihat, makin menguatnya
politik identitas, berkorelasi dengan banyaknya anggota Dewan pembawa suara
politik identitas ke DPR RI, maka masa depan DPR RI akan semakin suram.
"Saat ini, Legitimasi masyarakat kepada DPR RI sudah
rendah, dengan banyaknya anggota Dewan pembawa suara politik identitas, maka
Legitimasi masyarakat kepada DPR akan semakin menurun," katanya.
Mantan Menteri Negara Riset/Ketua Badan Penelitian dan
Pengembangan Teknologi (Menristek/BPPT) ini melihat, muncul politik identitas
bermuara pada partai politik yang belum direformasi, yang ditandai dengan elite
politiknya tidak berganti-ganti.
"Kalau elite politiknya 'elo lagi-elo lagi', maka
kemunduran demokrasi tidak terhindarkan. Konsekuensi ya, Indonesia ke depan
akan alami artokrasi," katanya.
AS Hikam menegaskan, kalau tidak satu pun parpol yang
berani melakukan perubahan, maka DPR RI akan semakin tidak dipercaya rakyat.
"Karena itu, sistem kampanye dan sistem pemilu harus
diubah," katanya./ Berita satu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar