Mengenang Pak Edi Somad
Kisah Pensiunan Pelda Adi Somad
saat mengamankan anggota Banteng Raiders yang terlibat gerakan di Tambun
Bekasi.
4 Oktober 1965.
Kala itu Serma Edy Somad baru
saja tiba di kantor Koramil Tambun pagi itu, sepeda baru saja ia sandarkan
belum sempat ia menuju ruang kerja.
"Pak, coba di cek di dekat
sawah itu ada pasukan ga Jelas!...anggota terima laporan tadi pagi!",
suara suara Komandan Koramil Tambun yang tiba tiba berdiri didepan Edi Somad
muda yang kala itu berpangkat Serma.
"Siap pak..segera
kerjakan!" Jawab Edi Somad muda pada atasannya.
Keluar kembali lah Serma Edi
Somad menuju sebrang kantor Koramil.
Ya sebrang Koramil Tambun memang
perkampungan penduduk yang masih di kelilingi sawah dan kebun. Pelda Edi Somad
menggoes sepeda dinasnya dengan tanya berkecamuk.
"Pasukan apa? ada apa ko
pasukan ada di sana?...pasukan mana itu?", itu pertanyaan yang ada di
Kepala Edi Somad kala itu.
Sampai tiba di lokasi dekat
kampung,
"Angkat tangan!...turun kan
senjata!".
Serma Edi Somad baru sadar ia di
kepung ratusan pasukan berbaju loreng dengan senjata otamatis!.
Tanpa pikir panjang pelaku
pertempuran di Bekasi tahun 1945 itu menurut perintah pasukan itu, saat itu
memang Edi Somad hanya membawa senjata Laras panjang model lama.
Saat dilihatnya pasukan itu
berjumlah ratusan dengan senjata lengkap namun terlihat oleh Serma Edi Somad
bahwa mereka kelelahan yang sangat tampak dari muka dan pakaian mereka yg
lusuh.
Saat itu pak Edi bicara dari
hati ke hati dengan para pasukan itu,
"Bapak bapak, kita sama
sama prajurit bawahan, saya tahu bapak semua lelah dan belum makan, bagaimana
kalo kita ke markas Koramil dulu nanti di sana kita sediakan makan dan tempat
bapak bapak beristirahat", membujuk Edi Somad, sekaligus ia dalam hati
menghitung jika melawanpun percuma.
"Lah personil Koramil
Tambun berapa sih terus senjata kita cuma karaben tua...mereka punya senapan
mesin ada yg bawa bazoka..hahahaha", ujar pak Edi Somad pada saya.
Maka setelah di bujuk dan di
yakinkan pasukan yang hampir berjumlah 600 orang itu mau datang ke kantor
Koramil Tambun yang saat itu adalah gedung tua bekas Tuan Tanah Cina. Saat ini
gedung Koramil Tambun itu dikenal sebagai gedung Juang Tambun.
Dan mujurnya lagi pasukan yang
saat itu Edi Somad muda tak tahu pasukan apa, mereka mau menyerahkan senjata
mereka dan di kumpulkan jadi satu lali di taruh dalam satu ruangan yang di
kunci.
Saat pasukan yang belakangan di
ketahui adalah pasukan Yon 454 dari Jawa Tengah ini sudah kumpul di Koramil
maka anggota Koramil Tambun membantu menyiapkan makan dan tempat tidur buat
mereka.
"Komandan nyuruh saya cari
Beras, minyak atau lauk pauk dari pasar Tambun dan yang masak penduduk sekitar
Koramil, rokok kita kumpulin dari pedagang buat pasukan itu", kisah pak
Edi Somad lagi.
Sampai bis penjemput dari Kodam
Jaya datang untuk membawa pasukan ini ke Jakarta.
Jadi dengan demikian sangat
besar jasa personil Koramil Tambun yang bisa "mengamankan" pasukan
Benteng Raiders tanpa melepas tembakan sama sekali.
Seperti di kisahkan Almarhum
Pelda (Purn) Edi Somad pada saya pada tahun 2019 silam.
Pasukan Batalion 454 dari Jawa
Tengah adalah pasukan yang menjaga kawasan Halim Perdanakusuma paska peristiwa
penculikan para Jenderal TNI AD pada 3 Oktober 1965, saat itu pasukan RPKAD
akan membebaskan kawasan Halim Perdanakusuma atas perintah Jendral Soeharto dan
kedua pasukan sempat bentrok di dekan Halim Perdanakusuma sebelum akhirnya
RPKAD bisa menguasai Halim dan pasukan dari Jawa Tengah ini mundur ke arah
Bekasi dengan niat akan kembali ke Jawa Tengah dengan berjalan kaki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar