Polkam, Jakarta -
Menindaklanjuti arahan dari bapak Kemenko Polkam Jenderal Polisi (P) Prof. Dr.
Budi Gunawan, S.H., M.Si. terkait
tugas Kemenkopolkam untuk mengawal Prioritas Nasional yang ada pada RPJMN
2025-2029, Asdep Koordinasi Kekuatan, Kemampuan, dan Kerja Sama Pertahanan pada
Kedeputian 3 Bidang Pertahanan Negara dan Kesatuan Bangsa melaksanakan Rapat
Koordinasi dengan Kementerian Lembaga terkait membahas tentang Program
Penguatan Postur Pertahanan dengan Konsep Optimum Essential Force dalam Rangka
Meningkatkan Efektivitas Menjaga Kedaulatan NKRI.
Sasaran terjaganya kedaulatan
negara dan penguatan stabilitas keamanan nasional diantaranya melalui
pembangunan postur pertahanan. Hal ini untuk meningkatkan kemampuan multi
domain dalam melindungi kedaulatan negara, keselamatan bangsa, dan kepentingan
nasional, serta menjaga stabilitas kawasan dari segala bentuk ancaman dan
gangguan.
“Perlu dilanjutkan program
penguatan postur pertahanan dengan konsep optimum essential force dalam rangka
meningkatkan efektivitas menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia
dan meningkatkan kekuatan Tentara Nasional Indonesia di daerah perbatasan dan
pulau terluar,” ujar Asdep Koordinasi Kekuatan, Kemampuan, dan Kerja Sama
Pertahanan Kemenko Polkam, Brigjen TNI (Mar) Kresno Pratowo di Jakarta, Senin
(23/6/2025).
Selain itu, lanjut Kresno, perlu
ada penguatan keamanan teknologi informasi telekomunikasi dan kapabilitas badan
pertahanan siber. Kemudian, peningkatan profesionalisme dan kesejahteraan prajurit,
dan meningkatkan kesiapan alat peralatan pertahanan dan keamanan melalui
pemeliharaan dan perawatan.
“Salah satu kegiatan prioritas
dalam pembangunan postur pertahanan adalah melanjutkan program penguatan postur
pertahanan dengan konsep Optimum Essential Force dengan target pada tahun 2025
sebesar 30,3% dan menjadi 100% pada akhir tahun 2029. Hal ini akan menjadi
pekerjaan rumah Kemhan/TNI,” kata Kresno.
Selain itu, sesuai dengan
perencanaan nasional dalam mendukung PN 2 yaitu memantapkan sistem pertahanan
keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan,
energi, air, ekonomi syariah, ekonomi digital, ekonomi hijau, dan ekonomi biru
terdapat indikator Asia Power Index (military capability). Asia Power Index
berdasarkan military capability memilki 5 dimensi yaitu : defence spending,
armed forces, weapons and platforms, signature capabilities, dan Asian miitary
posture. Indikator ini akan dihitung oleh Lowy Institute Australia setiap
tahun.
Dengan sasaran tercapainya
target Pembangunan nasional bidang pertahanan dalam Pembangunan postur
pertahanan guna pemenuhan Asia Power Index berdasarkan military capability.
"Rapat ini akan dilakukan
secara berkelanjutan, oleh karena itu diharapkan adanya sinkronisasi antara
Sistem Perencanaan Pertahanan dengan postur, OEF dan Strategi Trisula Perisai
Nusantara" ujar Kresno.
*Humas Kemenko Polkam/BINs
Tidak ada komentar:
Posting Komentar