Jakarta - Sekretaris Utama
(Sestama) BNN RI, Tantan Sulistyana, S.H., S.I.K., M.M., menyampaikan orasi
ilmiah pada Wisuda ke-XVII yang digelar oleh Universitas Tama Jagakarsa, Rabu
(16/10). "Strategi Penanganan Narkotika di Indonesia" menjadi tema
orasi ilmiah yang diangkat oleh Sestama BNN RI pada wisuda yang berlangsung di
Balai Sudirman, Jakarta Selatan, tersebut.
Dalam orasinya, Tantan
Sulistyana menyoroti perkembangan globalisasi yang memberikan kontribusi cukup
besar terhadap meningkatnya kejahatan transnasional, termasuk perdagangan gelap
narkotika. Berdasarkan laporan United Nations Office on Drugs and Crime
(UNODC), Sestama BNN RI menyebutkan telah terjadi peningkatan jumlah pengguna
narkoba di dunia secara signifikan dalam satu dekade terakhir.
"Data pada tahun 2021
menunjukkan terdapat sekitar 296 juta orang atau 5,8% populasi dunia berusia
15-64 tahun melakukan penyalahguna narkoba," jelasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa saat
ini Indonesia menjadi salah satu negara yang sangat rentan terhadap peredaran
gelap narkotika, terutama jenis methamphetamine atau sabu dan new psychoactive
substances (NPS). Sementara dalam upaya penanganan penyalahgunaan dan peredaran
gelap narkotika, Sestama BNN RI menjelaskan bahwa BNN telah menyusun lima
strategi utama.
Strategi penanganan kejahatan
narkotika BNN disebutkan Tantan Sulistyana mencakup penguatan kolaborasi antar
pemangku kepentingan, peningkatan intelijen, penguatan wilayah pesisir dan
perbatasan untuk mencegah masuknya narkotika, serta pendekatan iconic dan
tematik.
Di akhir orasi ilmiahnya, Tantan
Sulistyana menyampaikan harapannya kepada seluruh civitas akademika Universitas
Tama Jagakarsa untuk dapat berperan aktif dalam upaya Pencegahan dan
Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN). Ia berharap
keterlibatan dunia pendidikan dapat menjadi katalisator terciptanya generasi
yang bersih dari narkoba untuk menyongsong Indonesia Emas 2045.
(BINs )
BIRO HUMAS DAN PROTOKOL BNN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar