Senin, 05 Juni 2023

Sistem Keungan Perbankan Awal dan Perusahaan Multinasional Pertama di Dunia

Lukisan kota tua Jerusalem tempat para peziarah tiga agama melakukan peribadatan agama

 Kesatria Templar didirikan pada tahun 1119 ketika Hugues de Payens meminta pada Baldwin II, Raja Yerusalem, untuk membentuk kelompok guna melindungi peziarah yang sedang bepergian ke Yerusalem. Awalnya, kelompok ini beranggotakan 9 kesatria. Mereka disumpah dengan janji “Non nobis, Domine, non nobis, sed Nomini tuo da gloriam ”.

Para peziarah yang berkunjung ke Yerusalem menjadi sasaran empuk perampok karena membawa banyak uang. Melihat hal itu, para Templar membuat sistem bernama letter of credit dimana para peziarah dapat meninggalkan uang dan barang berharga mereka di beberapa cabang Templar dan dapat mengambilnya kembali di Yerusalem.

Bisnis keuangan Templar terus berkembang, mereka mengeluarkan pinjaman jalur kredit (cek) kepada pengusaha dan para bangsawan. Berkantor pusat di Pulau Siprus, Templar menjadi jasa pelayanan keuangan pertama yang dipilih oleh Raja- raja di Eropa.

Salah satu alasan yang membuat Templar begitu sukses di bidang perbankan karena kredibilitas mereka sangat dipercaya. Hal ini disebabkan para kesatria Templar tidak dapat memiliki properti. Mereka juga tidak bisa menikah atau bertunangan, dan memiliki hutang yang belum dibayar.

Para Templar menyebut dirinya “tentara miskin”, tetapi dalam waktu singkat mereka menjadi sangat makmur. Mereka mengontrol penuh para peziarah Kristendan Muslim  yang berdatangan dari Eropa ke Palestina, dan menjadi sangat kaya dari uang para peziarah tersebut. Mereka pula yang pertama kali menyelenggarakan sistem cek dan kredit, menyerupai yang ada pada sebuah bank. Menurut penulis Inggris, Michael Baigent dan Richard Leigh, mereka membangun semacam kapitalisme abad pertengahan, dan merintis jalan menuju perbankan modern dengan transaksi mereka yang berbasis bunga.

Tidak diragukan lagi bahwa kekuatan politik mereka menyusahkan raja-raja Eropa. Tetapi ada segi lain dari para Templar yang segera mengganggu kalangan kependetaan: ordo tersebut sedikit demi sedikit telah menyeleweng dari iman Kristen, dan sewaktu di Yerusalem telah mengambil sejumlah doktrin mistik yang asing. Berkembang juga desas-desus bahwa mereka menyelenggarakan ritus-ritus aneh untuk memberi bentuk pada doktrin mereka.

Jika para kesatria melakukan pelanggaran, mereka akan menerima hukuman. Oleh karena itu, Templar sangat meminimalkan risiko terkait dengan kegagalan bank. Seperti bank Swiss, Templar menjadi lembaga keuangan paling tepercaya di Eropa. Mereka memperlakukan pelanggan mereka sebagaimana mereka memperlakukan Tuhan.

Ada yang unik dari Ordo Templar mereka tidak pernah melupakan sejarah bagaimana mereka terbentuk, dari sekelompok prajurit biasa dan bagsawan kelas atas yang tersingkirkan dari kekuasaan istana. Dalam buku karangan Jan Guillou berjudul  The Knight Of Templar, dituliskan bahwa mereka awalnya  kelompok pasukan miskin tanpa memiliki keuangan yang jelas namun seiringnya waktu setelah era perang salib selesai hampir 15% anggota Ordo Templar ini beragama muslim dengan puncak pimpinannya tetap seorang bangsawan berdarah israel, Tim inti Ordo Templar berjumlah sembilan orang dengan 12 cabang keluarga ordo menyebar di eropa dan sebagian asia timur, yang unik adalah mereka disekitaran kota yerusalem dapat melihat mana peziarah miskin dan mana yang kaya,untuk peziarah miskin mereka meminjamkan uang dengan sistem tanpa bunga dan tidak memberikan jangka waktu bahkan bila si peziarah mengembalikan pinjaman kadang mereka menolak dan hanya mengambil pokoknya saja tanpa bunga ( semacam Koperasi di Indonesia hanya saja ini lebih membantu dan sangat meringankan ). Itulah mengapa Ordo ini sangat dicintai masyarakat miskin dan kaya karena dalam mengelola dan mengawasi keuangan benar – benar tepat sasaran. Ordo Templar dicurigai sampai saat ini masih beroperasi hanya saja tidak diketahui keberadaannya.

Misalnya, pada 1232, Henry III, Raja Inggris, menangkap seorang bangsawan bernama Hubert de Burgh. Cabang Templar di London menolak permintaan Raja untuk menyerahkan semua asset Hubert. Raja diberi tahu bahwa tidak ada yang bisa diserahkan, kecuali dengan persetujuan deposan.

Ini juga berlaku pada Louis IX dari Prancis. Ia ditangkap orang Mesir pada tahun 1250. Kemudian, Templar berusaha menggunakan tabungan pribadi Raja untuk menebus Louis.

Templar juga membuka diri dengan menyelenggarakan pengaturan pengiriman uang yang aman bagi pedagang Eropa. Harta yang dimilikinya kemudian diputar kembali dengan membuka jasa simpan pinjam. Para pedagang bisa meminjam pada Templar sejumlah uang dan mengembalikan dengan mencicil atau tunai pada saat yang disepakati. Tentu saja dengan suku bunga rendah. Dengan sendirinya Templar tidak saja dikenal sebagai ordo militer yang tangguh dalam perang salib, tapi juga dikenal sebagai pelopor sistem perbankan modern yang masih dipakai hingga sekarang.

Templar akhirnya menjadi jaringan yang paling kuat dan terkaya. Mereka mampu membeli dan mengelola pertanian, juga membangun katedral dan kastil. Selain itu, mereka bergerak di bidang manufaktur, impor dan ekspor. Pendapatan tahunan Templar melebihi tiga  negara Eropa


*Dari berbagai sumber


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Polres Tangsel Bersama Bea Dan Cukai Sita 642 Kg Ganja, 7,8 Kg Sabu dan 1,1 Kg MDMA, Ungkap Penyalahgunaan Narkotika

Tangsel - Dalam dua bulan terakhir satuan reserse narkoba (Sat Res Narkoba) Polres Tangerang Selatan berhasil mengungkap perkara menonjol te...