Para peziarah yang
berkunjung ke Yerusalem menjadi sasaran empuk perampok karena membawa banyak
uang. Melihat hal itu, para Templar membuat sistem bernama letter of credit dimana para peziarah dapat
meninggalkan uang dan barang berharga mereka di beberapa cabang Templar dan
dapat mengambilnya kembali di Yerusalem.
Bisnis keuangan
Templar terus berkembang, mereka mengeluarkan pinjaman jalur kredit (cek)
kepada pengusaha dan para bangsawan. Berkantor pusat di Pulau Siprus, Templar
menjadi jasa pelayanan keuangan pertama yang dipilih oleh Raja- raja di Eropa.
Salah satu alasan yang membuat Templar begitu sukses di bidang perbankan karena
kredibilitas mereka sangat dipercaya. Hal ini disebabkan para kesatria Templar
tidak dapat memiliki properti. Mereka juga tidak bisa menikah atau bertunangan,
dan memiliki hutang yang belum dibayar.
Para Templar
menyebut dirinya “tentara miskin”, tetapi dalam waktu singkat mereka menjadi
sangat makmur. Mereka mengontrol penuh para peziarah Kristendan Muslim yang berdatangan dari Eropa ke Palestina, dan
menjadi sangat kaya dari uang para peziarah tersebut. Mereka pula yang pertama
kali menyelenggarakan sistem cek dan kredit, menyerupai yang ada pada sebuah
bank. Menurut penulis Inggris, Michael Baigent dan Richard Leigh, mereka
membangun semacam kapitalisme abad pertengahan, dan merintis jalan menuju
perbankan modern dengan transaksi mereka yang berbasis bunga.
Tidak diragukan lagi
bahwa kekuatan politik mereka menyusahkan raja-raja Eropa. Tetapi ada segi lain
dari para Templar yang segera mengganggu kalangan kependetaan: ordo tersebut
sedikit demi sedikit telah menyeleweng dari iman Kristen, dan sewaktu di
Yerusalem telah mengambil sejumlah doktrin mistik yang asing. Berkembang juga
desas-desus bahwa mereka menyelenggarakan ritus-ritus aneh untuk memberi bentuk
pada doktrin mereka.
Jika para kesatria
melakukan pelanggaran, mereka akan menerima hukuman. Oleh karena itu, Templar
sangat meminimalkan risiko terkait dengan kegagalan bank. Seperti bank Swiss,
Templar menjadi lembaga keuangan paling tepercaya di Eropa. Mereka
memperlakukan pelanggan mereka sebagaimana mereka memperlakukan Tuhan.
Ada yang unik dari
Ordo Templar mereka tidak pernah melupakan sejarah bagaimana mereka terbentuk,
dari sekelompok prajurit biasa dan bagsawan kelas atas yang tersingkirkan dari
kekuasaan istana. Dalam buku karangan Jan Guillou berjudul The Knight Of Templar, dituliskan bahwa mereka
awalnya kelompok pasukan miskin tanpa
memiliki keuangan yang jelas namun seiringnya waktu setelah era perang salib
selesai hampir 15% anggota Ordo Templar ini beragama muslim dengan puncak
pimpinannya tetap seorang bangsawan berdarah israel, Tim inti Ordo Templar
berjumlah sembilan orang dengan 12 cabang keluarga ordo menyebar di eropa dan
sebagian asia timur, yang unik adalah mereka disekitaran kota yerusalem dapat
melihat mana peziarah miskin dan mana yang kaya,untuk peziarah miskin mereka
meminjamkan uang dengan sistem tanpa bunga dan tidak memberikan jangka waktu
bahkan bila si peziarah mengembalikan pinjaman kadang mereka menolak
dan hanya mengambil pokoknya saja tanpa bunga ( semacam Koperasi di
Indonesia hanya saja ini lebih membantu dan sangat meringankan ). Itulah
mengapa Ordo ini sangat dicintai masyarakat miskin dan kaya karena dalam
mengelola dan mengawasi keuangan benar – benar tepat sasaran. Ordo Templar
dicurigai sampai saat ini masih beroperasi hanya saja tidak diketahui
keberadaannya.
Misalnya, pada 1232,
Henry III, Raja Inggris, menangkap seorang bangsawan bernama Hubert de Burgh.
Cabang Templar di London menolak permintaan Raja untuk menyerahkan semua asset
Hubert. Raja diberi tahu bahwa tidak ada yang bisa diserahkan, kecuali dengan
persetujuan deposan.
Ini juga berlaku
pada Louis IX dari Prancis. Ia ditangkap orang Mesir pada tahun 1250. Kemudian,
Templar berusaha menggunakan tabungan pribadi Raja untuk menebus Louis.
Templar juga membuka
diri dengan menyelenggarakan pengaturan pengiriman uang yang aman bagi pedagang
Eropa. Harta yang dimilikinya kemudian diputar kembali dengan membuka jasa
simpan pinjam. Para pedagang bisa meminjam pada Templar sejumlah uang dan
mengembalikan dengan mencicil atau tunai pada saat yang disepakati. Tentu saja
dengan suku bunga rendah. Dengan sendirinya Templar tidak saja dikenal sebagai
ordo militer yang tangguh dalam perang salib, tapi juga dikenal sebagai pelopor
sistem perbankan modern yang masih dipakai hingga sekarang.
*Dari
berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar