Secara
epik kolosal saat para mahasiswa dari berbagai elemen diantaranya Forum Kota (
Forkot ), Forum komunikasi Senat Mahasiswa Jakarta ( FKSMJ ),Partai Rakyat
demokratik (PRD) menggeruduk gedung DPR/MPR sambil menyanyikan lagu – lagu semangat
perjuangan seperti ‘Halo halo Bandung, Maju Tak Gentar, Garuda Pancasila’, dan
lagu yang diplesetkan oleh para mahasiswa. Momentum ini terjadi setelah
beberapa kali para mahasiswa turun ke jalan dan terjadinya penembakkan mahasiswa
Tri sakti .Gerakan ini seakan semesta
mendukung dan seperti ada campur tangan yang tak terlihat. Para tokoh berpidato
dengan berapi – api didepan puluhan ribu mahasiswa, gedung DPR/MPR telah
dikuasai sejak tanggal 18 Mei 1998. Tiap malam tiba para mahasiswa keliling
gedung DPR/MPR untuk patroli takut adanya penyusup dan provokator yang masuk (
anehnya saat patroli kami bertemu beberapa tentara sebagian berseragam Polisi
Militer dan polisi diluar pagar DPR dekat gedung Manggala Wanabakti ,ada yang
berteriak “ lanjutkan dik Reformasinya” ).Televisi asing dari berbagai negara
meliput , para mahasiswa keluar masuk ruang gedung DPR/MPR, ada kelakuan yang kadang
bikin mengelus dada, ada juga kisah cinta di dalam Gedung DPR/MPR, namun dari
semua itu lebih banyak tindakan – tindakan patriotik para mahasiswa.
Bulan Kebangkitan Nasional Semangat Juang Aksi Reformasi
Jauh sebelum reformasi saat
itu, 20 Oktober 1997, di hadapan pengurus Partai Golkar, Suharto menyatakan
bahwa ia ingin mundur. "Lengser keprabon, madeg pandhita. Jadi kalau tidak
menjadi pemimpin kerajaan bisa memadeg menjadi pandhita," ujar Soeharto
kala itu. (
Reformasi sebagai penanda Indonesia mulai menunjukkan identitas
negara besar yang demokratis.
Membuka kran demokrasi pasca rezim otoritarian di
masa 32 tahun orde baru (orba) menumbuh suburkan ruang-ruang publik menuangkan
segala aspirasinya. Semakin banyak orang-orang leluasan yang mulai tampil
berpendapat. Era reformasi dalam kehidupan politik di Indonesia adalah era
perubahan yang ditandai dengan pergantian rezim.
Setiap Penguasa akan selalu mencoba untuk mengklaim
dan menawarkan suatu kehidupan politik yang disebut sisten politik yag terbaik
menuju kebaikan bersama.
Momentum Hari Kebangkitan Nasional yang menjiwai perjuangan
Reformasi merupakan suatu tanda kebangkitan bangsa dari belengu kediktatoran
dan sebagai Pencerahan keseluruh rakyat indonesia . Mewujudkan sebuah cita-cita besar inilah yang akan sulit bilamana
semangat reformasi tidak memiliki power dalam sistem politik praktis
Indoensia. Tidaklah cukup jika aktivis perjuangan cita-cita reformasi ini hanya
memperoleh kedudukan politik dilevel legislatif.
Hanya ada dua Presiden Republik Indonesia yang
bisa lahir dari Ruh Demokrasi dan benar – benar bagian dar para pejuang aktivis
mahasiswa dan rakyat yang ikut berjuang saat Rreformasi , dua nama tersebut
adalah KH. Abdurrahman Wahid ( Gus Dur ) dan Megawati Sukarnoputri( meskipun diduga
keduanya diadu domba oleh kelompok
gelandangan politik saat itu yang tidak ingin harmonis dan masih kuatnya
tangang – tangan orde baru ), yang merupakan kontra dengan Orde Baru. Pada
masanya para aktivis reformasi berhasil menduduki gedung DPR/MPR , maka
selayaknya pejuang – pejuang aktivis reformasi saat itu baik bersama tokoh –
tokoh nasional yang berpikiran maju serta para pemuda milenial menggabungkan
kekuatan kolektif untuk menduduki kursi kepresidenan ,mencopot segala ego
masing – masing demi cita-cita luhur reformasi ( seperti lagu Buruh Tani
Mahasiswa ), untuk mendudukkan Pemimpin yang Visioner dan Geopolitik dunia.
Maka, sudah seharusnya untuk kembali
membangkitkan semangat itu. Semangat dalam menumbangkan kelompok sisa – sisa orde
baru dan kelompok/pelaku politik instan yang
baru-baru saja bermunculan.Dengan semangat kebangkitan yang penuh dinamis.
Seperti yang dikatakan Bung Karno pada pidato
Tahun 1960 ‘ ...tatanan dunia yang saling mengakui, damai atau pasifis,
humanisme,ekonomi kolektif, berkebudayaan dan mencintai alam....’. Dan
gantungkan cita – citamu setinggi langit, jika engkau jatuh, engkau akan jatuh
diantara bintang – bintang.
Selamat Hari Kebangkitan Nasional, Selamat
melanjutkan perjuangan cita – cita Reformasimu. Reformasimu belum selesai.
*Penulis : Untung Surono ( Pimpinan
Umum Bhayangkara Indonesia News /BINs )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar