Sabtu, 20 Mei 2023

JEJAK LANGKAH REFORMASI DALAM SINAR BULAN KEBANGKITAN NASIONAL


                                                                      Sumber You Tube : RR

Secara epik kolosal saat para mahasiswa dari berbagai elemen diantaranya Forum Kota ( Forkot ), Forum komunikasi Senat Mahasiswa Jakarta ( FKSMJ ),Partai Rakyat demokratik (PRD) menggeruduk gedung DPR/MPR sambil menyanyikan lagu – lagu semangat perjuangan seperti ‘Halo halo Bandung, Maju Tak Gentar, Garuda Pancasila’, dan lagu yang diplesetkan oleh para mahasiswa. Momentum ini terjadi setelah beberapa kali para mahasiswa turun ke jalan dan terjadinya penembakkan mahasiswa Tri sakti .Gerakan ini  seakan semesta mendukung dan seperti ada campur tangan yang tak terlihat. Para tokoh berpidato dengan berapi – api didepan puluhan ribu mahasiswa, gedung DPR/MPR telah dikuasai sejak tanggal 18 Mei 1998. Tiap malam tiba para mahasiswa keliling gedung DPR/MPR untuk patroli takut adanya penyusup dan provokator yang masuk ( anehnya saat patroli kami bertemu beberapa tentara sebagian berseragam Polisi Militer dan polisi diluar pagar DPR dekat gedung Manggala Wanabakti ,ada yang berteriak “ lanjutkan dik Reformasinya” ).Televisi asing dari berbagai negara meliput , para mahasiswa keluar masuk ruang gedung DPR/MPR, ada kelakuan yang kadang bikin mengelus dada, ada juga kisah cinta di dalam Gedung DPR/MPR, namun dari semua itu lebih banyak tindakan – tindakan patriotik para mahasiswa.   

Bulan Kebangkitan Nasional  Semangat Juang Aksi Reformasi

Jauh sebelum reformasi saat itu, 20 Oktober 1997, di hadapan pengurus Partai Golkar, Suharto menyatakan bahwa ia ingin mundur. "Lengser keprabon, madeg pandhita. Jadi kalau tidak menjadi pemimpin kerajaan bisa memadeg menjadi pandhita," ujar Soeharto kala itu. (( ucapan penulis saat diwawancarai televisi asing seorang reporter wanita tidak diketahui dari televisi mana , saat ditanya “  when you ( students) stop this demonstration ? , saya menjawab ‘ until Mr.President abdicate “ .Dan tepat 21 Mei 1998 Presiden kedua Republik Indonesia Jenderal Besar ( Purn ) H. Muhammad Suharto mengundurkan diri dari jabatannya. Di zaman orde baru hanya segelintir orang pemberani menyuarakan demokrasi dan pendapat ataupun keadilan, nama – nama seperti WS.Rendra, Wiji Thukul, letjend. HR.Darsono, Jenderal Hoegeng, Seniman Pelukis Hardi, Budiman Sudjatmiko dkk, AM.fatwa, Ali Sadikin dan beberapa lainnya yang jumlahnya tidak sampai seratus orang lebih bila dikumpulkan. Mengenai Ali Sadikin sekitar tahun 90an tertulis di salah satu surat kabar , SARANG KORUPTOR ITU DI ISTANA diucapkan  oleh Ali Sadikin, berarti pada masa orde baru kekuasaan dan penyedotan sumber daya bukan berada di menteri maupun jenderal – jenderal ataupun kepala – kepala daerah namun terpusat dalam genggaman satu orang.

Reformasi sebagai penanda Indonesia mulai menunjukkan identitas negara besar yang demokratis.

Membuka kran demokrasi pasca rezim otoritarian di masa 32 tahun orde baru (orba) menumbuh suburkan ruang-ruang publik menuangkan segala aspirasinya. Semakin banyak orang-orang leluasan yang mulai tampil berpendapat. Era reformasi dalam kehidupan politik di Indonesia adalah era perubahan yang ditandai dengan pergantian rezim.

Setiap Penguasa akan selalu mencoba untuk mengklaim dan menawarkan suatu kehidupan politik yang disebut sisten politik yag terbaik menuju kebaikan bersama. 

Momentum Hari Kebangkitan Nasional yang menjiwai perjuangan Reformasi merupakan suatu tanda kebangkitan bangsa dari belengu kediktatoran dan sebagai Pencerahan keseluruh rakyat indonesia . Mewujudkan sebuah cita-cita besar inilah yang akan sulit bilamana semangat reformasi  tidak memiliki power dalam sistem politik praktis Indoensia. Tidaklah cukup jika aktivis perjuangan cita-cita reformasi ini hanya memperoleh kedudukan politik dilevel legislatif.

Hanya ada dua Presiden Republik Indonesia yang bisa lahir dari Ruh Demokrasi dan benar – benar bagian dar para pejuang aktivis mahasiswa dan rakyat yang ikut berjuang saat Rreformasi , dua nama tersebut adalah KH. Abdurrahman Wahid ( Gus Dur ) dan Megawati Sukarnoputri( meskipun diduga  keduanya diadu domba oleh kelompok gelandangan politik saat itu yang tidak ingin harmonis dan masih kuatnya tangang – tangan orde baru ), yang merupakan kontra dengan Orde Baru. Pada masanya para aktivis reformasi berhasil menduduki gedung DPR/MPR , maka selayaknya pejuang – pejuang aktivis reformasi saat itu baik bersama tokoh – tokoh nasional yang berpikiran maju serta para pemuda milenial menggabungkan kekuatan kolektif untuk menduduki kursi kepresidenan ,mencopot segala ego masing – masing demi cita-cita luhur reformasi ( seperti lagu Buruh Tani Mahasiswa ), untuk mendudukkan Pemimpin yang Visioner dan Geopolitik dunia.

Maka, sudah seharusnya untuk kembali membangkitkan semangat itu. Semangat dalam menumbangkan kelompok sisa – sisa orde baru dan kelompok/pelaku  politik instan yang baru-baru saja bermunculan.Dengan semangat kebangkitan yang penuh dinamis.

Seperti yang dikatakan Bung Karno pada pidato Tahun 1960 ‘ ...tatanan dunia yang saling mengakui, damai atau pasifis, humanisme,ekonomi kolektif, berkebudayaan dan mencintai alam....’. Dan gantungkan cita – citamu setinggi langit, jika engkau jatuh, engkau akan jatuh diantara bintang – bintang.

Selamat Hari Kebangkitan Nasional, Selamat melanjutkan perjuangan cita – cita Reformasimu. Reformasimu belum selesai.

*Penulis : Untung Surono ( Pimpinan Umum Bhayangkara Indonesia News /BINs )


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BNN Tingkatkan Efisiensi Kerja Dengan SRIKANDI V3

Jakarta - Badan Narkotika Nasional (BNN) melalui Biro Umum terus berupaya meningkatkan kualitas layanan dan tata kelola pemerintahan yang ba...