Sabtu, 20 Mei 2023

Apakah ada cara nyata untuk memerangi perubahan iklim? Ya.

 

Manusia memiliki solusi untuk melawan krisis global lingkungan hidup . Apakah kita memiliki kemauan ?

Oleh : Christina Nunez

Bukti bahwa manusia menyebabkan perubahan iklim, dengan konsekuensi drastis bagi kehidupan di planet ini, sangatlah banyak.

Para ahli mulai memperingatkan tentang pemanasan global pada tahun 1979, sebuah perubahan yang sekarang disebut dengan istilah perubahan iklim yang lebih luas, lebih disukai oleh para ilmuwan untuk menggambarkan perubahan kompleks yang sekarang memengaruhi sistem cuaca dan iklim planet kita. Perubahan iklim tidak hanya mencakup kenaikan suhu rata-rata tetapi juga peristiwa cuaca ekstrem, pergeseran populasi dan habitat satwa liar, kenaikan permukaan laut, dan berbagai dampak lainnya.

Lebih dari 200 negara—193 negara ditambah 27 anggota Uni Eropa—telah menandatangani Perjanjian Iklim Paris, perjanjian yang dibuat pada tahun 2015 untuk melawan perubahan iklim dalam skala global. Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC), yang menyatukan konsensus ilmiah tentang masalah ini, telah menetapkan tujuan menjaga pemanasan di bawah 2°C (3,6°F) dan mengejar batas pemanasan yang lebih rendah lagi sebesar 1,5°C (2,7°F). ).

Tapi tidak ada negara yang membuat kebijakan yang akan menjaga dunia di bawah 1,5 °C, menurut Pelacak Aksi Iklim. Emisi saat ini membuat dunia berada di jalur yang tepat untuk menghangat 2,8°C pada akhir abad ini.

Mengatasi perubahan iklim akan membutuhkan banyak solusi—tidak ada peluru ajaib. Namun hampir semua solusi ini ada saat ini. Mulai dari perubahan di seluruh dunia hingga sumber listrik kami hingga melindungi hutan dari deforestasi.

Penyebab dan Dampak Perubahan Iklim

Apa yang menyebabkan perubahan iklim (juga dikenal sebagai pemanasan global)? Dan apa dampak dari perubahan iklim? Pelajari dampak manusia dan konsekuensi dari perubahan iklim terhadap lingkungan, dan kehidupan kita.

Janji teknologi baru

Teknologi yang lebih baik akan membantu mengurangi emisi dari aktivitas seperti manufaktur dan mengemudi.

Para ilmuwan sedang mencari cara untuk memproduksi hidrogen secara berkelanjutan, yang sebagian besar saat ini berasal dari gas alam, untuk memberi makan sel bahan bakar tanpa emisi untuk transportasi dan listrik.

Energi terbarukan tumbuh, dan di AS, kombinasi angin, matahari, panas bumi, dan sumber terbarukan lainnya menyediakan 20 persen listrik negara.

Perkembangan teknologi baru menjanjikan untuk membangun baterai yang lebih baik untuk menyimpan energi terbarukan itu, merekayasa jaringan listrik yang lebih cerdas, dan menangkap karbon dioksida dari pembangkit listrik dan menyimpannya di bawah tanah atau mengubahnya menjadi produk berharga seperti bensin. Beberapa pihak berpendapat bahwa tenaga nuklir—walaupun mengkhawatirkan keselamatan, penggunaan air, dan limbah beracun—juga harus menjadi bagian dari solusi, karena pembangkit nuklir tidak menyumbang polusi udara langsung saat beroperasi.

Haruskah kita beralih ke geoengineering?

Sementara menghentikan emisi gas rumah kaca baru sangat penting, para ilmuwan mengatakan kita perlu mengekstraksi karbon dioksida yang ada dari atmosfer, secara efektif menyedotnya dari langit.

Menarik karbon dari atmosfer adalah jenis geoengineering, ilmu yang mengganggu sistem alam Bumi, dan merupakan pendekatan kontroversial untuk memerangi perubahan iklim.

Jenis geoengineering lainnya melibatkan penyemprotan aerosol yang memantulkan sinar matahari ke udara atau memblokir matahari dengan cermin luar angkasa raksasa. Studi menunjukkan bahwa kita tidak cukup tahu tentang potensi bahaya geoengineering untuk menerapkannya.

Sumber : National Geographic


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BNN Tingkatkan Efisiensi Kerja Dengan SRIKANDI V3

Jakarta - Badan Narkotika Nasional (BNN) melalui Biro Umum terus berupaya meningkatkan kualitas layanan dan tata kelola pemerintahan yang ba...