JAKARTA - Memperingati Hari Pers Nasional (HPN) PDI Perjuangan memutar sejarah tentang pekerjaan
sosok Soekarno, sebelum menjadi presiden Indonesia pertama. Dalam video
tersebut menyebut Soekarno merupakan seorang wartawan.
Soekarno sebelum menjadi presiden telah memiliki banyak pengalaman tentang jurnalistik. Soekarno telah menekuni bidang jurnalistik sejak umur belasan tahun sekitar tahun 1920.
Soekarno tak kurang 500 tulisannya di Oetoesan Hindia memakai nama peda Bima," tulisan narasi dalam video berdurasi 2 menit 20 detik itu, Selasa (9/2/2021).
Tulisan Soekarno juga dinilai juga sangat berani
dalam menulis terlebih tentang kapitalisme, imperialisme, dan kolonialisme.
"Hancurkan segera kapitalisme yang dibantu
budak imperialisme. Dengan kekuatan Islam, insyaallah, itu segara
dilaksanakan," salah satu kalimat Soekarno yang dikutip dalam tulisan
tersebut.
Soekarno dicatat
juga sempat bergabung dalam redaksi koran Bendera Islam yang berubah nama
menjadi Fadjar Asia. Koran tersebut memiliki semboyan 'Melawan Imperialisme
Barat, Berjuang untuk Kebebasan Bangsa dan Tanah Air'.
Soekarno juga
dicatat pernah mendirikan sebuah kelompok studi bernama Algemene Studie Club'
yang juga memproduksi tulisan dalam sebuah koran bernama Soeloeh Indonesia
Muda.
Tahun 1928 Partai Nasional Indonesia (PNI) membentuk
dan menerbitkan surat kabar yang bernama Persatoean Indonesian. Dalam
pembentukan koran tersebut, Soekarno menggalang dana sebesar 500 gulden dari
sumbangan cabang-cabang PNI.
Tahun 1932 Soekarno menerbitkan sebuah koran baru bernama Fikiran Ra'jat. Di
koran tersebut Soekarno bertindak sebagai pimpinan redaksi. Fikiran Ra'jat
pertama terbit pada 15 Juni 1932.
"Hampir setiap edisi Fikiran Ra'jat disertai
gambar karikatur. Dan pembuatnya adalah Soekarno sendiri. Dia sering memakai
nama samaran, Soemini," pungkas video tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar