Jumat, 15 Mei 2020

Tiga Selera Lukisan Sukarno Selera Sukarno. Pada lukisan didasarkan pada jati dirinya sebagai lelaki, pejuang, dan presiden

Lukisan karya S.Sudjojono " Pasukan Kita Dipimpin Pangeran Diponegoro "

KETIKA Sukarno tengah getol mengoleksi lukisan realisme dan naturalisme, di Eropa sedang berkembang aliran modernisme yang terdapat unsur-unsur abstrak serta kubisme. Lukisan-lukisan yang dikoleksi Sukarno adalah peninggalan masa Romantik yang berkembang di Eropa pada akhir abad 18.
“Kenapa Sukarno bisa tinggal di level Romantik? Padahal di Eropa sedang berkembang pesat modernisme,” tanya kolektor Syakieb Sungkar.
Kurator Mikke Susanto mencoba menjawabnya. “Selera lukisan Sukarno ada tiga. Pertama, dia sebagai laki-laki; Kedua, dia sebagai pejuang; dan ketiga, dirinya sebagai presiden,” kata Mikke dalam acara peluncuran bukunya, Sukarno's Favourite Painters di Gedung Masterpice, Tanah Abang IV, Jakarta Pusat. 
Sebagai lelaki, kata mike, selera Sukarno pada lukisan perempuan bahkan ada yang telanjang namun dilihat dari sisi eksotisme dan keindahan ciptaan Tuhan, Sebagai Pejuan, Sukarno menganggap para pelukis sebagai pejuan, koleksinya bertema perjuangan, gerilya mitos local, pewayangan. Semuanya sebagai bagian untuk memperlihatkan kekayaan bangsa kepada tamu negara. Dan sebagai Presiden, Sukarno memperlakukan lukisan – lukisan bukan hanya sebagai hiasan dinding semata namun sebagai alat diplomasi.
Mikke menceritakan dalam suatu pertemuan para pemimpin negara terjadi deadlock. Sukarno menengahi dan mengajak para tamu negara yang berdebat tadi jalan-jalan menikmati koleksi lukisan di istana.

“Nah, saat di depan lukisan perempuan telanjang, mereka berhenti, dan terjadi diskusi tentang masalah yang dibahas tadi. Alhasil, diskusi berjalan cair. Jadi, fungsi lukisan menjadi lebih punya makna,” ujar Mikke./Historia



Tidak ada komentar:

Posting Komentar