Lukisan karya S.Sudjojono " Pasukan Kita Dipimpin Pangeran Diponegoro "
KETIKA Sukarno tengah getol mengoleksi lukisan
realisme dan naturalisme, di Eropa sedang berkembang aliran modernisme yang
terdapat unsur-unsur abstrak serta kubisme. Lukisan-lukisan yang dikoleksi
Sukarno adalah peninggalan masa Romantik yang berkembang di Eropa pada akhir
abad 18.
“Kenapa Sukarno bisa tinggal di level Romantik?
Padahal di Eropa sedang berkembang pesat modernisme,” tanya kolektor Syakieb
Sungkar.
Kurator Mikke Susanto mencoba
menjawabnya. “Selera lukisan Sukarno ada tiga. Pertama, dia sebagai
laki-laki; Kedua, dia sebagai pejuang; dan ketiga, dirinya sebagai presiden,”
kata Mikke dalam acara peluncuran bukunya, Sukarno's
Favourite Painters di Gedung Masterpice, Tanah Abang IV,
Jakarta Pusat.
Sebagai lelaki, kata mike, selera Sukarno pada
lukisan perempuan bahkan ada yang telanjang namun dilihat dari sisi eksotisme
dan keindahan ciptaan Tuhan, Sebagai Pejuan, Sukarno menganggap para pelukis
sebagai pejuan, koleksinya bertema perjuangan, gerilya mitos local, pewayangan.
Semuanya sebagai bagian untuk memperlihatkan kekayaan bangsa kepada tamu
negara. Dan sebagai Presiden, Sukarno memperlakukan lukisan – lukisan bukan
hanya sebagai hiasan dinding semata namun sebagai alat diplomasi.
Mikke menceritakan dalam suatu pertemuan para
pemimpin negara terjadi deadlock.
Sukarno menengahi dan mengajak para tamu negara yang berdebat tadi jalan-jalan
menikmati koleksi lukisan di istana.
“Nah, saat di depan lukisan perempuan telanjang, mereka
berhenti, dan terjadi diskusi tentang masalah yang dibahas tadi. Alhasil,
diskusi berjalan cair. Jadi, fungsi lukisan menjadi lebih punya makna,” ujar
Mikke./Historia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar